Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sedang Persiapkan Dana Pernikahan? Ini Instrumen Investasi yang Tepat dan Tipsnya

Jika rencana menikah dalam jangka pendek atau kurang dari 1 tahun, maka sebaiknya berinvestasi di produk investasi yang rendah risiko dan likuid, misalnya deposito atau reksa dana pasar uang.
Penasehat Pernikahan/istimewa
Penasehat Pernikahan/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Pesta pernikahan kerap membutuhkan banyak persiapan khusus, termasuk dari segi dana.

Jenis pesta yang diselenggarakan sangat mempengaruhi budget dana menikah yang perlu dipersiapkan. Besar atau kecilnya anggaran pernikahan tergantung pada kesepakatan dari kedua belah pihak.

Semakin banyak keinginan dan permintaan, biasanya semakin besar dana pernikahan yang perlu dipersiapkan. Mulai dari catering, gaun pengantin, gedung pernikahan, undangan, souvenir, mas kawin, dan lainnya.

Jika direncanakan dan dipersiapkan dari jauh-jauh hari, maka bisa ketahuan berapa budget yang perlu dipersiapkan dan apakah kondisi keuangan pasangan saat ini mampu untuk membiayai pernikahan tersebut atau tidak.

Lantas, siapa yang harus bertanggung jawab atas persiapan dana menikah? Laki-laki atau perempuan? Lalu bagaimana porsinya? Kemudian bagaimana pula pengelolaan investasi yang tepat ketika sedang mempersiapkan dana menikah?

Perencana Keuangan Finansialku Shierly, CFP memberikan penjelasan bahwa porsi dan bagian tergantung pada diskusi dan kesepakatan pasangan dan masing-masing keluarga.

“Ada tradisi atau budaya tertentu yang lebih menitikberatkan pada keluarga pria. Namun di jaman modern saat ini, pihak laki-laki atau perempuan sama-sama bertanggung jawab atas persiapan dana menikah,” tuturnya dalam publikasi, seperti dikutip Bisnis, Rabu (24/2/2021)

Dia menegaskan, kehidupan pernikahan itu sebenarnya tidak bergantung pada sederhana atau megahnya sebuah pesta pernikahan. Sebaiknya dana pernikahan sesuaikan dengan kemampuan keuangan pasangan dan pihak keluarga dan sangat tidak disarankan berutang.

“Kebutuhan setelah pernikahan cenderung banyak dan tidak terduga, sehingga sebaiknya hindari awal kehidupan pernikahan Anda dengan mencicil hutang dan membayar bunga hutang dari dana pernikahan Anda,” ucap Shierly.

Selama mempersiapkan dana menikah, calon pengantin juga perlu memilih instrumen investasi yang tepat. Sebagai perencana keuangan, Shierly, CFP membagikan tips memilih investasi untuk para pasangan yang sedang merencanakan untuk menikah.

Jika rencana menikah dalam jangka pendek atau kurang dari 1 tahun, maka sebaiknya berinvestasi di produk investasi yang rendah risiko dan likuid, misalnya deposito atau reksa dana pasar uang.

Pasalnya, dalam persiapan dana pernikahan, ada beberapa biaya yang dibayar dimuka (down payment/DP) atau berapa kali cicilan. Jika aset investasi tersebut likuid, dananya akan mudah untuk ditarik untuk bayar biaya pernikahan.

“Sedangkan mengapa perlu tempatkan di aset rendah risiko, agar dananya tidak mengalami rugi besar seandainya kondisi perekonomian sedang berfluktuatif,” imbuhnya.

Kemudian, jika rencana menikah dalam jangka menengah atau sekitar 1—3 tahun, maka bisa berinvestasi di produk investasi dengan risiko moderat, misalnya reksadana pendapatan tetap atau P2P lending.

Sementara itu, jika rencana menikah dalam jangka menengah menuju panjang atau lebih dari 3 tahun maka bisa berinvestasi di produk investasi dengan risiko agresif, misalnya reksadana campuran, reksa dana saham, atau saham.

Selain memilih instrumen investasi, pasangan harus memperhatikan beberapa hal sebelum berinvestasi atau menabung, antara lain sebagai berikut:

  1. Hitung estimasi jumlah dana pernikahan yang diperlukan. Keterbukaan antar pasangan mengenai cita-cita atau standar pernikahan dan tuntutan keluarga atau relasi.
  2. Pastikan keuangan Anda & pasangan aman. Lakukan financial check-up atau berkonsultasi pada perencana keuangan untuk memastikan keamanan keuangan Anda. 

Ciri-ciri keuangan Anda aman: arus kas positif, dana darurat cukup, cicilan hutang aman, dan punya perlindungan risiko atau asuransi.

  1. Modal investasi sebaiknya dari dana dingin. Artinya bukan dari pinjaman, dana darurat, ataupun uang untuk pengeluaran sehari-hari atau uang untuk bayar kewajiban Anda.
  2. Berinvestasi sesuai dengan perhitungan tujuan keuangan. Jika mampunya baru bisa menyisihkan dana kecil, maka tidak apa. Mulai dari dana yang kecil dan terus belajar dalam berinvestasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper