Bisnis.com, JAKARTA -- Investor diharap semakin hati-hati di tengah flukstuasi saham emiten-emiten bank kecil. Pasalnya, flukstuasi harga justru masuk dalam kategori unusual market activity (UMA).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Maspion Tbk., PT Bank QNB Indoensia Tbk., dan PT Bank IBK Indoensia Tbk. masuk dalam kategori UMA pada awal Maret 2021. Daftar UMA bank kecil tersebut bahkan tambah panjang lagi jika menyelisik 2 bulan terakhir.
BEI mengumumkan UMA Bank IBK Indonesia pada 1 Maret 2021, sedangkan Bank Maspion dan Bank QNB Indonesia pada 2 Maret 2021.
Berdasarkan catatan Bisnis, Bank Maspion berencana menerbitkan saham baru sebanyak 2,28 miliar lembar atau 33,97 persen dari total modal disetor.
Baca Juga : Terus Terbang, Saham BBHI dan BMAS Sentuh ARA |
---|
Perseroan menerbitkan keterbukaan informasi terkait penambahan modal dengan memberi hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) II.
Harga emiten berkode BMAS pada penutupan perdagangan Rabu (3/3/2021) mencapai 980, naik 24,84 persen dari harga penutupan kemarin. Bank Maspion pun tercatat memiliki nilai kapitalisasi pasar senilai Rp4,35 triliun.
Sementara itu, Bank QNB Indonesia (BKSW) pada tahun lalu mendapatkan suntikan modal sebesar US$30 juta atau setara Rp442,98 miliar dari pemegang saham pengendali yakni Qatar National Bank (Q.P.S.C).
Sementara itu, Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) menerima penempatan dana berupa setoran modal senilai Rp1 triliun dari pemegang saham pengendali pada 2020.
Para pihak yang bertransaksi yakni PT Bank IBK Indonesia Tbk. dan Industrial Bank of Korea (IBK). Adapun, IBK adalah pemegang saham pengendali PT Bank IBK Indonesia Tbk.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menyampaikan tren pergerakan bank-bank kecil saat ini lebih banyak berdasarkan perspektif investor semata.
"Investor juga harus memahami betul kondsi keuangan dan kemampuan pengembangan bisnis Bank ke depan," sebutnya