Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial urun dana PT Protemus Dana Bersama (Prodana) membidik sektor UKM dengan nilai pendanaan minimal Rp5 miliar untuk dibiayai bersama para pemodal. Saat ini Protemus Dana Bersama sedang mengajukan izin kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Founder sekaligus CEO PT Protemus Dana Bersama (Prodana) Wiljadi Tan mengatakan, pihaknya tengah menunggu izin operasional dari OJK. Berdasarkan POJK, persetujuan atau penolakan permohonan akan diberikan paling lama 20 hari sejak semua dokumen lengkap.
“Prodana merupakan suatu equity crowdfunding platform, yang menghubungkan antara perusahaan yang membutuhkan pendanaan dan pemodal. Prodana bukan sekadar platform, tetapi lebih sebagai komunitas investasi di mana para pelaku investasi bertumbuh bersama ke tingkat yang lebih baik,” jelas Wiljadi Tan dalam keterangan tertulis, Rabu (10/3/2021).
Wiljadi Tan menambahkan, Prodana memposisikan diri sebagai pre-Angel atau Venture Capital. Dalam operasionalnya nanti, Prodana hanya menggalang pendanaan bagi perusahaan yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Syarat utama untuk terdaftar dan bisa dibiayai oleh Prodana, perusahaan UKM tersebut harus memiliki EBITDA positif dan menggalang dana minimal Rp5 miliar, serta sudah beroperasi sejak 3 tahun-5 tahun.
Dengan membidik perusahaan yang profitable dan memiliki EBITDA positif tersebut, diharapkan imbal hasil yang diberikan oleh penerbit akan relatif aman dan stabil.
Menurut Wiljadi, para investor yang berinvestasi di Prodana akan mendapatkan bukti kepemilikan saham yang tercatat di KSEI dan umumnya akan memperoleh dividen dua kali dalam setahun. Besarnya dividend yield bergantung dari model bisnis masing-masing usaha tetapi pada umumnya berkisar antara 10-16% per tahun. Adapun fokus investor Prodana adalah mereka yang memiliki kapasitas untuk berinvestasi minimal Rp5 juta.
Baca Juga
“Prodana sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan KSEI pada akhir pekan lalu. Nantinya, semua saham yang tercatat dan diperdagangkan di Prodana tercatat dan terkonsolidasi di KSEI dalam satu SID,” jelasnya.
Sektor yang dibiayai Prodana pun cukup beragam, tetapi untuk sementara waktu, Prodana akan fokus pada sektor UKM yang berhubungan dengan gaya hidup (lifestyle), mencakup makanan (food and beverages), fesyen, kecantikan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
“Dikarenakan kami memiliki target penerbit dengan karakter tertentu, maka kami tidak menargetkan terlalu banyak penerbit. Kami lebih fokus kepada jumlah dana yang bisa dihimpun. Tahun ini kami hanya menargetkan sekitar Rp20 milliar,” jelas Wiljadi.
Prodana juga berupaya menjaga kepercayaan para investor, dengan mengembangkan metodologi verifikasi dan valuasi terhadap penerbit baik dari aspek legal, komersial dan teknologi, sehingga dapat memitigasi risiko dengan lebih baik. Selain itu, Prodana juga didukung oleh para profesional yang memiliki pengalaman panjang di pasar modal, pasar keuangan, dan teknologi informasi.
“Prodana menerapkan nilai-nilai di dalam melakukan proses bisnis, yang kami konkretkan dalam pendekatan Nilai ICT yang berarti Integrity, Credibility dan Transparency. Dengan menerapkan pendekatan tersebut, dalam setiap proses bisnis, kami senantiasa berusaha untuk memitigasi risiko investasi. Namun ada beberapa risiko seperti risiko pasar, keuangan dan ekonomi yang tetap akan ada. Untuk itu sebelum memutuskan dalam berinvestasi, pemodal harus mempelajari dan memahami semua risiko yang ada,” urai Wiljadi Tan.
Wiljadi menambahkan, saat ini Prodana masih fokus mendaftarkan produk urun dana berbasis saham atau ekuitas dan ke depannya akan mengembangkan pembiayaan melalui penerbitan surat utang.