Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian BUMN meyakini pembentukan holding ultra mikro yang melibatkan Bank BRI, Pegadaian, dan PNM akan memberi dampak baik.
"Memang kami terus berdiskusi dan kami yakin ada 3 manfaat yang akan cepat dapat dirasakan masyarkat dalam pembentukan holding ini," sebut Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Kamis (18/3/2021).
Pertama, dia menjelaskan karakteristik bisnis masing-masing entitas akan tetap terjaga. Bahkan, integrasi ini akan mampu menjangkau pelaku mikro secara lebih luas.
"Kita tahu ada 60 juta pelaku mikro, yang baru setengahnya dilayani keuangan formal. Empat tahun ke depan kami pun yakin akan ada akuisisi 30 juta nasabah baru," ujar Tiko, sapaan akrab Kartika.
Kedua, dia menuturkan efisiensi bisnis dari setiap institusi akan semakin kuat. Tiko mengklaim BRI memiliki beban biaya dana atau cost of fund (CoF) di kisaran 2,3 persen. Angka ini dinilai mampu memberi dampak baik bagi Pegadaian dan PNM yang memiliki CoF di kisaran 9 persen sampai 10 persen.
"Jadi, CoF yang rendah tersebut bisa diteruskan lagi ke Pegadaian dan PNM. CoF mereka akan turun secara signifikan dan bahkan diteruskan ke nasabah," sebutnya.
Bahkan, dia melanjutkan efisiensi juga akan terjadi pada operasional kantor fisik. Kantor fisik ketiga entitas akan menjadi satu sehingga memberi kesempatan ekspansi tanpa perlu mengalokasikan investasi tambahan
Tiko menjelaskan account officer serta mantri BRI akan menjadi terintegrasi. Di sisi lain, lanjutnya, perlu diketahui over head cost PNM sangat tinggi.
Ketiga, Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ini menuturkan tidak akan ada pengurangan jumlah dan manfaat bagi para pegawai.
"Bahkan, efisiensi serta ekspansi akan membuat profit perusahaan semakin kuat, dan ini akan menambah manfaat bagi para karyawan," sebutnya.