Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah telah melakukan penempatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 di Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar Rp16,45 triliun.
Dana tersebut ditempatkan di 22 BPD dengan target leverage kredit hingga 3 kali atau mencapai hampir Rp50 triliun.
Berdasarkan data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank BJB mendapat penempatan terbesar yakni Rp2 triliun, demikian juga dengan Bank DKI. Selain itu, ada debutan baru yakni Bank Kalsel dengan penempatan Rp200 miliar.
Dalam seminar daring Dukung Program PEN melalui Penguatan Fungsi Intermediary BPD yang digelar Financial Editor Club di Jakarta, Kamis (18/3/2021), staf ahli OJK Ryan Kiryanto mengatakan penempatan dana PEN di BPD merupakan komitmen pemerintah untuk mengawal pemulihan ekonomi nasional. OJK berada dalam posisi memastikan bahwa penempatan dana itu benar-benar tersalurkan kepada sektor riil.
“Apabila dilihat dari data yang ada saat ini, BPD menjadi garda terdepan dalam pemulihan ekonomi daerah yang berada dalam zona hijau pada awal tahun ini,” paparnya seperti dikutip Bisnis, Jumat (19/3).
Pengamat ekonomi dari CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan pemulihan ekonomi di daerah merupakan hal yang krusial karena dapat membentuk perekonomian secara nasional.
Baca Juga
BPD juga disebut memiliki peran strategis. Namun, untuk memaksimalkan perannya, perlu ada dukungan dari pemegang saham yang utamanya adalah pemerintah daerah (Pemda).
Sebab, seringkali Pemda menjadi penghambat bagi gerak cepat BPD. Dengan share yang dimiliki Pemda, seringkali banyak permintaan dari Pemda yang membuat kinerja manajemen terhambat.
“Masalah ini harus bisa diselesaikan oleh regulator agar kinerja BPD makin maju,” ujarnya.
Ryan menambahkan bahwa komitmen dari pemerintah juga tercermin dari besarnya dukungan dana PEN. Sejumlah insentif telah disediakan untuk memacu pertumbuhan kredit dan penjaminan kredit juga diklaim disediakan.
“Ada penjaminan kredit yang disediakan. Sehingga dari sisi keamanan, sangat terjamin. Stimulasi permintaan kredit juga ada dari stimulus yang ada. Kuncinya sekarang ada di BPD untuk menyalurkan kredit secara prudent,” tuturnya.
Saat ini, yang menjadi salah satu badan usaha penjaminan kredit adalah PT Jamkrindo. Berdasarkan keterangan Direktur Utama Jamkrindo Putrama Wahyu Setyawan, pihaknya telah melakukan penjaminan terhadap 755.563 debitur kredit modal kerja.
“Realisasi penjaminan sebesar Rp12,02 triliun dengan rincian Jamkrindo sebesar Rp8,44 triliun dan Jamkrindo Syariah sebesar Rp3,57 trilliun,” sebutnya.
KOMITMEN PENYALURAN
Per akhir 2020, Bank DKI sudah menyalurkan dan PEN sebesar Rp5,28 triliun atau 122,79 persen dari target. Corporate Secretary Bank DKI Heri Djufraini mengatakan sebagai agent of development, Bank DKI memiliki peran dalam pembangunan ekonomi di DKI Jakarta.
Kepala Divisi Kredit Bank Kalsel Marthin Jonathan L. memaparkan pihaknya berkomitmen tinggi untuk menyalurkan dana PEN sebagai kredit.
Dari alokasi dana Rp200 miliar, pihaknya menargetkan dapat tersalur hingga Rp400 miliar. Perinciannya, sebesar Rp340 miliar melalui kredit konvensional dan syariah Rp60 miliar.
“Kami optimistis target penyaluran dapat tercapai. Karena dalam sebulan pertama saja sudah tersalur sekitar 10 persen,” ungkapnya.
Baik Ryan maupun Piter meyakini tren pemulihan ekonomi nasional dapat berlanjut seiring dengan pelaksanaan vaksinasi dan berjalannya program-program pemerintah.