Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sulselbar dan BPD DIY menyatakan siap menebar dividen pada tahun ini seiring dengan kinerja yang masih kuat.
Direktur Operasional dan IT Bank Sulselbar Irmayanti Sulthan menyampaikan kinerja percetakan laba tahun buku 2020 masih cukup baik.
Laba tersebut akan digunakan untuk membantu keuangan pemerintah daerah yang telah memasukkan laba perseroan sebagai penerimaan daerah.
Baca Juga : Menilik Rencana Bisnis Bank Sulselbar pada 2021 |
---|
"Tahun ini kami akan membagikan dividen. Ini kami lagi mengadakan pertemuan untuk hal tersebut. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sudah membuat perda penyetoran kembali 50 persen dividen setiap tahunnya," sebutnya, Minggu (28/3/2021).
Bank Sulselbar membukukan perolehan laba bersih tahun berjalan senilai Rp620,93 miliar pada 2020. Perolehan laba bersih tersebut meningkat 0,69 persen year on year dari laba 2019 senilai Rp616,69 miliar.
Irma menyampaikan rasio kecukupan modal perseroan saat ini sudah berada lebih dari 24 persen lebih tinggi dari tahun lalu yang masih berada di kisaran 22 persen.
Dia meyakini pembagian dividen tidak akan mempengaruhi kemampuan modal dalam potensi ekspansi dan menyerap risiko-risiko selama masa pandemi tahun ini.
Lagi pula, Irma menyampaikan potensi penyuntikan modal tahun ini masih cukup kuat. Pemerintah daerah akan setor modal baru sekitar Rp100 miliar pada 2021.
"Bahkan, potensi penambahan modal dengan penerbitan saham perdana di Bursa Efek Indonesia sedang kami bahas," sebutnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Pemasaran BPD DIY Raden Agus Trimurjanto menyebutkan perseroan akan tetap membagikan dividen tahun ini. Dia pun mengklaim pembagian dividen juga tidak akan mengganggu modal karena memiliki posisi rasio kecukupan modal di kisaran 27 persen.
Bank DIY juga akan tetap mendapat suntikan modal berkala dari pemegang saham untuk mencukupi permodalan minimum Rp4 triliun hingga 2025. "Kalau untuk tahun ini, pembagian dividen akan berada di kisaran 70 persen dari laba bersih," sebutnya.
Adapun, laba bersih Bank DIY 2020 mencapai Rp240,6 miliar, turun dari 2019 yang senilai RpRp271,54 miliar.