Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) terus mengalami pelemahan dalam sepekan terakhir atau sejak suspensi sahamnya dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Maret 2021.
Saham BNBA disuspensi Bursa sejak 4 Maret 2021 sehubungan dengan kenaikan sahamnya yang signifikan. Sebelum disuspensi Bursa, harga saham BNBA ditutup di level Rp3.320 atau melesat 24,81% pada perdagangan Rabu, 3 Maret 2021.
Namun sejak suspensi dibuka, harga sahamnya terus merosot. Dalam sepekan terakhir, harga saham BNBA sudah terkoreksi 29,85%. Pada perdagangan hari ini (29/3/2021), harga saham BNBA berakhir di level Rp1.880 atau turun 6,93% dari harga penutupan kemarin.
Di tengah tren penurunan saham BNBA, broker atau perusahaan sekuritas yang paling aktif melakukan pembelian adalah BRI Danareksa Sekuritas dengan Kode OD. Perusahaan sekuritas ini juga menjadi top net buyers dalam satu pekan belakangan.
Dikonfirmasi Bisnis, BRI Danareksa Sekuritas tidak bisa menyampaikan informasi mengenai investor yang banyak melakukan pembelian saham BNBA. Sebab, hal tersebut terkait dengan kerahasian nasabah. "Mohon maaf saya tidak bisa berkomentar untuk hal tersebut karena menyangkut kerahasiaan informasi nasabah kami," terang Direktur BRI Danareksa Sekuritas Budi Susanto, Senin (29/3/2021).
Sebelumnya ramai diberitakan mengenai Sea Group, induk usaha e-commerce Shopee, yang sudah semakin memantapkan rencananya untuk mengakuisisi PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA). Kabar rencana akuisisi oleh Sea Group ini membuat harga saham BNBA terus menanjak beberapa waktu terakhir ini hingga berimbas pada suspensi yang dilakukan BEI untuk meredakan sementara fluktuasi harga dan transaksi saham.
Baca Juga
Soal itu, Presiden Direktur Bank Bumi Arta Wikan Aryono menyampaikan bahwa perseroan baru mengetahui kabar tersebut dari pemberitaan media massa. Saat ini perseroan tidak memiliki informasi penting lainnya yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan maupun harga sahamnya.
Adapun dalam Public insidentil akhir Februari kemarin, Wikan mengatakan bahwa fokus perseroan saat ini dalam pengembangan infrastruktur digital. Pengembangan transformasi perbankan digital telah dimulai sejak tahun 2000. Dan pada 2020, perseroan menyediakan layanan individual internet banking untuk nasabah ritel dan layanan virtual account untuk memudahkan rekonsiliasi tagihan.