Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan larangan mudik dinilai memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap bisnis gadai, baik terkait total transaksi maupun jumlah transaksi di pedesaan.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian (Persero) Harianto Widodo menjelaskan bahwa layanan gadai sangat banyak dimanfaatkan masyarakat di periode lebaran, baik untuk keperluan konsumtif maupun produktif. Misalnya, masyarakat melakukan gadai untuk menambah modal bisnis di masa lebaran.
Gadai sendiri merupakan jenis bisnis yang sangat erat dengan aktivitas tatap muka. Menurut Harianto, berbagai kondisi yang memengaruhi aktivitas tatap muka itu akan turut memengaruhi bisnis gadai, termasuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan larangan mudik.
"Karena gadai ini posisinya bridging, misalnya untuk menambah modal usaha, layanan gadai paling cepat dan mudah diakses. Dampak pembatasan mudik ini berpengaruh, bisa jadi juga karena kondisi pandemi yang belum sepenuhnya pulih," ujar Harianto kepada Bisnis, Kamis (20/5/2021).
Banyaknya masyarakat yang tidak pulang ke kampung halaman membuat mereka tidak memerlukan dana tambahan, sehingga transaksi gadai pun turut terpengaruh. Meskipun begitu, tetap banyak masyarakat yang menggadai untuk keperluan produktif karena bisnisnya di kota tetap berjalan saat lebaran.
Di sisi lain, Harianto menjelaskan bahwa kebijakan larangan mudik turut memengaruhi perputaran ekonomi di pedesaan, termasuk aktivitas gadai. Seperti diketahui, gadai menjadi salah satu alternatif sumber dana masyarakat pedesaan yang mudah diakses.
Baca Juga
Dia menjabarkan bahwa berkurangnya mobilitas penduduk di pedesaan karena larangan mudik memengaruhi aktivitas bisnis mereka. Hal itu pun membuat aktivitas gadai di pedesaan relatif berkurang tahun ini.
"Namun, kalau dibandingkan dengan tahun lalu, memang transaksi tahun ini sekilas lebih tinggi, ini sinyal baik geliat perekonomian karena penanganan pandemi sudah lebih baik dari tahun lalu. Tak bisa dipungkiri bahwa larangan mudik membuat ekonomi daerah tidak mendapatkan injeksi dari kota," ujarnya.
Pegadaian menilai bahwa pada periode lebaran tahun ini terjadi kontraksi jumlah transaksi. Menjelang akhir Maret 2021, transaksi gadai tumbuh hingga 1,91 persen secara bulanan, tapi memasuki April 2021 transaksi gadai melorot hingga 2,53 persen dan pada kurun 1–17 Mei 2021 transaksi tercatat menurun 3,67 persen.
"Apakah akan sustain sampai akhir tahun nanti akan kami lihat. Biasanya kalau dulu kontraksi setelah lebaran 2–3 bulan ke depan terlihat pulih," ujar Harianto.