Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Bank DKI Jaga Kualitas Kredit saat Pandemi Covid-19

Bank DKI membukukan pertumbuhan kredit Rp33,66 triliun per Maret 2021 (year-on-year/yoy) atau naik sebesar 3,96 persen dibanding periode sebelumnya sebesar Rp32,37 triliun.
Nasabah melakukan transaksi di salah satu kantor cabang Bank DKI di Jakarta, Rabu (14/8/2019). Bisnis/Nurul Hidayat
Nasabah melakukan transaksi di salah satu kantor cabang Bank DKI di Jakarta, Rabu (14/8/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Seiring dengan meningkatnya permintaan kredit sebagai tanda mulai pulihnya perekonomian dari pandemi Covid-19, Bank DKI mencatat kenaikan kredit pada kuartal I/2021.

Bank DKI membukukan pertumbuhan kredit sebesar Rp33,66 triliun per Maret 2021 (year-on-year/yoy) atau naik sebesar 3,96 persen dibanding periode sebelumnya sebesar Rp32,37 triliun.

Meski demikian, Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini mengatakan pihaknya tetap menerapkan inisiatif dan pengelolaan risiko yang efektif untuk menjaga kenaikan risiko kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).

"Penyaluran kredit dan pembiayaan juga dilakukan dengan sangat selektif dan memperhatikan prinsip kehati-hatian," ujar Herry Djufraini dalam keterangan resmi, Rabu (26/5/2021).

Berdasarkan data kuartal I/2021, Rasio NPL Gross Bank DKI masih terkendali di level 3,19 persen atau sedikit meningkat sebesar 0,10 persen dibandingkan kuartal I/2020 sebesar 3,09 persen.

Dia menuturkan peningkatan rasio NPL Bank DKI tersebut masih berada dibawah peningkatan rasio NPL Industri perbankan yang tercatat sebesar 0,40 persen, dari semula sebesar 2,77 persen di kuartal I/2020 menjadi sebesar 3,17 persen pada kuartal I/2021.

Sementara itu, NPL Net Bank DKI pada kuartal I/2021 tercatat 0,62 persen dan berada dibawah rasio NPL Net industri perbankan nasional sebesar 1,02 persen. Herry mengatakan hal tersebut menunjukkan Bank DKI telah mengantisipasi potensi risiko dengan melakukan pencadangan meskipun terdapat program restrukturisasi.

"Risiko kredit memang menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan mengingat Indonesia masih diliputi dengan kondisi Pandemi Covid-19. Kami sangat bersyukur OJK melakukan perpanjangan ketentuan relaksasi hingga 2022. Hal tersebut tentunya memberikan keleluasaan bagi industri perbankan dalam mengelola risiko kredit dengan lebih baik," ucapnya.

Lebih lanjut, Herry menyampaikan Bank DKI telah melakukan sejumlah upaya perbaikan rasio kredit bermasalah melalui penagihan kredit secara intensif, pengambilalihan agunan, lelang agunan kredit, restrukturisasi kredit melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan hapus buku.

Selain pertumbuhan kredit, dia mengatakan indikator kinerja keuangan lain tetap menunjukkan kinerja yang positif. Ini menjadi pertanda berbagai kebijakan cepat yang dilakukan sebagai respon Bank DKI atas pandemi Covid-19 menunjukkan hasil yang positif, mulai dari tingkat kesehatan maupun bisnis perseroan.

Adapun, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank DKI mengalami peningkatan sebesar 28,42 persen (yoy) menjadi Rp42,98 triliun pada kuartal I/2021. Pertumbuhan DPK tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan giro yang secara yoy meningkat 74,87 persen, sehingga rasio dana murah (CASA Ratio) juga mengalami perbaikan dari sebelumnya 43,54 persen menjadi 47,56 persen.

Berbagai pertumbuhan kinerja tersebut, mendorong pertumbuhan total aset Bank DKI sebesar 20,42%, dari semula sebesar Rp46,23 triliun menjadi sebesar Rp55,68 triliun per Maret 2021.

"Seiring dengan pertumbuhan bisnis, laba bersih Bank DKI juga terdongkrak naik, per Maret 2021 tercatat sebesar Rp191,60 miliar atau tumbuh 4,16 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Herry.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper