Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Premi Manulife Indonesia 2020 Rp8,9 Triliun, Naik 6 Persen

Manulife Indonesia mencatatkan pertumbuhan poremi sebesar Rp8,9 triliun sepanjang tahun lalu, meningkat sekitar 6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia Ryan Charland (kiri) berbincang dengan Direktur dan Chief Financial Officer Meylindawati./Bisnis/Yayus Yuswoprihanto
Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia Ryan Charland (kiri) berbincang dengan Direktur dan Chief Financial Officer Meylindawati./Bisnis/Yayus Yuswoprihanto

Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mencatat pertumbuhan bisnis di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal Maret tahun lalu.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Manulife Indonesia Ryan Charland mengatakan pandemi Covid menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri asuransi jiwa untuk mempertahankan performa bisnisnya.

Hal itu juga dialami oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) yang bertekad memberikan pelayanan terbaik untuk para nasabahnya.

“Kami mencari strategi dan inovasi yang tepat agar bisa mengotimalkan pelayanan kepada nasabah di tengah pandemi,” ungkapnya di Jakarta pada Senin (31/5/2021).

Dia menjelaskan pada 2020, Manulife Indonesia membukukan pendapatan premi Rp8,9 triliun atau naik sekitar 6 persen dibandingkan dengan 2019. Peningkatan premi ini didorong oleh kenaikan pendapatan premi lanjutan (renewal) produk individu dan unit linked. Total premi lanjutan tumbuh 8 persen.

Di sisi lain, kenaikan premi baru sepanjang tahun lalu tercatat 47 persen atau Rp5,6 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan 2019 yangRp 3,8 triliun. Premi baru itu mencakup penjualan produk asuransi tradisional dan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi.

Pertumbuhan premi baru itu lebih baik dibandingkan dengan total pertumbuhan industri asuransi jiwa secara nasional.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pertumbuhan industri asuransi jiwa year-on-year (yoy) mengalami perlambatan 8,6 persen dari Rp236 triliun di year-to-date (ytd) 2019 menjadi Rp215 triliun pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Selanjutnya Ryan menjelaskan pada akhir 2020 perseroan memiliki cadangan teknis Rp38,6 triliun. Selain itu, modal berbasis risiko atau risk based capital (RBC) pada akhir 2020 tercatat 943 persen atau jauh di atas batas minimum yang ditetapkan pemerintah yakni 120 persen.

Sementara itu, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Afifa mengatakan pada 2020 MAMI mencatatkan pertumbuhan 66,2 persen atau Rp49,4 triliun.

Pencapaian ini menempatkan perseroan di posisi pertama perusahaan manajer investasi dengan dana kelolaan atau AUM reksa dana terbesar di Indonesia. Dia menjelaskan pada akhir 2020, total dana kelolaan MAMI meningkat sebesar 30 persen menjadi Rp 97,2 triliun.

Di sisi lain, performa Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife Indonesia bertahan di posisi tertinggi untuk DPLK multinasional di Indonesia. Pada akhir 2020 aset DPLK yang dikelola perusahaan tercatat Rp 21 triliun.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2021, investasi industri asuransi jiwa tumbuh 15,63 persen yoy menjadi Rp487,6 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp421,30 triliun.

Terkait dengan pandemi Covid-19, Ryan memaparkan sejak awal pandemi, pihaknya dengan cepat mengubah model bisnis dan menyesuaikan diri dengan menerapkan layanan non-face to face dengan seluruh karyawan dan tenaga pemasar tetap memberikan layanan optimal kepada nasabah dengan memaksimalkan penerapan teknologi.

Kebutuhan Nasabah

Dia menambahkan komitmen korporasi untuk terus berfokus pada kebutuhan nasabah juga terlihat dari perolehan total klaim yang dibayarkan sepanjang 2020 yakni Rp5,5 triliun atau rata-rata Rp15 miliar per hari atau Rp631 juta setiap jam.

Pembayaran klaim ini merupakan salah satu dari banyak manfaat berasuransi yang diperoleh nasabah. Oleh karena itu, proteksi diri dan keluarga melalui asuransi sangatlah penting, terutama pada masa pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai munculnya gelombang kedua dan ketiga wabah virus Covid-19 sebagaimana yang terjadi di India, dan juga di Malaysia dan Singapura. Bahkan, Malaysia dan Singapura sudah melakukan lock down sebagai langkah pencegahan.

Berkaitan dengan pandemi Covid-19, Manulife Indonesia telah membayar klaim sebesar Rp82 miliar per Desember 2020. Sedangkan, hingga 8 April 2021, total klaim Covid-19 yang dibayar mencapai Rp193 miliar.

Ryan mengungkapkan bahwa seiring dengan pandemi yang belum berakhir, produk perlindungan kesehatan menjadi salah satu produk yang paling diminati konsumen, tampak dari penjualan produk kesehatan pada I/2021 tumbuh 46 persen yoy.

Sejalan dengan itu, kata Ryan, Manulife Indonesia terus merekrut agen-agen baru untuk memenuhi kebutuhan layanan nasabah di seluruh Indonesia. Pada 2020, perseroan merekrut lebih dari 5.900 agen baru atau meningkat sekitar 30 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper