Bisnis.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) optimistis tren penempatan surat berharga akan beralih ke penyaluran kredit.
Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan kreativitas perbankan dalam menciptakan pendapatan di masa yang penuh tantangan selama pandemi Covid–19 adalah merupakan salah satu fokus BNI, antara lain dengan melakukan bauran optimalisasi aset di sepanjang kuartal I/2021.
Salah satu bentuk optimalisasi aset tersebut adalah dengan aktif membantu pemerintah dalam membiayai APBN.
"Seperti diketahui, kebutuhan pembiayaan APBN 2021 menjadi perhatian penting pemerintah di masa penanggulangan Covid–19 ini. Bauran optimalisasi aset ini tentunya akan tetap menjadi fokus perseroan, dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain pemulihan ekonomi, tingkat permintaan terhadap kredit, serta penanggulangan pandemi" ujar Mucharom ketika dihubungi Bisnis.
Mucharom pun menambahkan penempatan dana pada surat berharga memang meningkat pada kuartal pertama tahun ini.
"Tetapi kami optimistis tren penempatan surat berharga tersebut akan mulai beralih ke penyaluran kredit," tutur Mucharom
Baca Juga
Sebelumnya BNI membukukan laba bersih sebesar Rp 2,39 triliun pada kuartal I/2021. Hal Ini merosot sekitar 43,7 persen secara tahunan dari Rp 4,25 triliun.
Capaian laba BNI pada kuartal I/2021 dibarengi dengan kecukupan pencadangan atau coverage ratio pada level 200,5 persen, lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2020 yang sebesar 182,4 persen.
Sementara perolehan laba bersih sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) BNI sebesar Rp 7,84 triliun. Capaian PPOP itu meningkat 5,9 persen dibandingkan kuartal I-2020, yaitu sebesar Rp7,4 triliun.
BNI juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8,1 persen secara tahunan pada periode Januari hingga Maret 2021, menjadi Rp 639 triliun.
Pertumbuhan tersebut dikontribusikan oleh peningkatan giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 13,1 persen dan 12,9 persen.