Bisnis.com, JAKARTA - Setelah beberapa tahun melakukan konsolidasi, PT Bank MNC Internasional Tbk. nampak lebih siap untuk melakukan transformasi digital. Tak sekadar menambah modal, perseroan telah memiliki rencana strategis untuk berlomba di segmen pasar digital banking yang kompetitornya sudah kadung bejibun.
Emiten berkode saham BABP ini dalam beberapa tahun terakhir memang lebih fokus pada penurunan beban dana dan peningkatan kualitas kredit. Meski tak terlalu berat, perseroan mengakui masa pandemi tahun lalu juga turut memberi tekanan kinerja pada Bank MNC.
Adapun, peningkatan aset dan kredit memang nampak belum bisa maksimal, bahkan malah tertekan. Aset BABP tercatat Rp13,06 triliun pada 2016, dengan kredit Rp7,99 triliun. Pada kuartal pertama tahun ini, aset perseroan tercatat hanya Rp11,13 triliun, dengan kredit Rp7,14 triliun.
Pengembangan digital pun bukan agenda yang baru. BABP sudah lama mendambakan percepatan tranformasi digital yang mana bank-bank besar sudah banyak meraup keuntungan darinya.
MNC Bank ingin mendongkrak dana murah yang akan menjadi sumber ekspansi kredit yang lebih stabil ketimbang deposito. Apalagi perseroan memiliki ekosistem konglomerasi MNC Group bisa menjadi modal yang kuat bagi ekspansi kinerja.
Setelah lama menunggu, nampaknya harapan pemegang saham Bank MNC mulai tercapai. MNC Group saat ini mengembangkan ekosistem digital terintegrasi di semua lini usahanya. Seluruh kegiatan financial service di MNC Group akan dibuat digital lewat aplikasi bernama MotionBanking maupun MotionPay.
Perseroan pun akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement sebanyak-banyaknya sejumlah 2,53 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp50 untuk mendorong kesuksesan rencana strategis itu.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin pun mengatakan Bank MNC memang belum tergolong begitu besar.
Namun, kinerja sejauh ini masih cukup baik untuk Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II. Kualitas kredit masih tinggi, didukung dengan kecukupan likuiditas dan modal yang masih kuat.
Amin berpendapat adanya transformasi lewat Motion akan membuat Bank MNC lebih berkualitas. Pasalnya, transformasi digital dilakukan lebih komprehensif oleh semua anak usaha di dalam MNC Group.
"Kalau saya melihat Motion ini jauh lebih jelas. Ini harusnya bisa menjadi kompetitor cukup kuat di pasar digital banking nasional. Mereka sudah digital secara grup," katanya.
Amin menyampaikan perseroan melakukan transformasi digital dengan alokasi capital expenditure yang tidak sedikit. Konglomerasi yang besar pun sangat mampu memfasilitasi kebutuhan pengembangan teknologi informasi ke depannya.
Di samping itu, perombakan susunan direksi juga menunjukkan keseriusan pemegang saham dalam mendorong percepatan tranformasi digital ke depan.
Amin melanjutkan potensi bundling produk keuangan dengan berbagai macam produk dan jasa di dalam MNC Group pun juga akan lebih mudah.
"Apalagi data di dalam MNC Group saja sudah besar, dan tentu akan dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis Bank MNC nantinya," sebutnya.
Amin mengakui kompetisi dengan bank lain tetap akan berat. Ekspansi number of account ke depan tak dapat dilakukan hanya dengan dengan beriklan tetapi juga memberikan promosi menarik yang akan menguras beban operasional.
"Belum lagi, nasabah bank ke depan masih akan dipenuhi dengan nasbah menggunakan banyak aplikasi mobile banking hanya untuk mencari promo. Ini membuat bisnis transaksi pun belum akan maksimal bagi Bank MNC," sebutnya.
Di pihak lain, Analis Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo menyebutkan apresiasi saham BABP masih cukup kuat. "Setidaknya potensi apresiasi hingga 15% lagi dari posisi saat ini," katanya.
Adapun, harga BABP tercatat ditutup di level 368 pada perdagangan Selasa (8/6/2021), naik 636% dari posisi awal tahun ini. Kapitalisasi pasar BABP tercatat Rp9,32 triliun dengan PER 766,62 kali.
Lucky menyampaikan, perseroan mampu menangkap sentimen bank digital yang saat ini pelaku pasar masih sangat apresiasi. Di samping itu, Bank MNC juga berasal dari konglomerasi yang cukup kuat untuk dapat meningkatkan kinerja cukup kuat dengan rebranding dan aksi korporasinya.
Namun, perseroan masih perlu berhati-hati karena segmen digital banking ini juga banyak kompetitor. "Bank MNC masih harus mampu membuktikan kinerja riilnya lebih baik dengan tranformasi ini," sebutnya.
Executive Chairman PT MNC Investama Tbk. (BHIT) Hary Tanoesoedibjo sebelumnya memastikan Motion Bank nantinya membentuk satu ekosistem yang menunjang satu sama lain. "Di samping mencari mitra-mitra yang bisa bekerja sama, saling mengisi, saling melengkapi," ujarnya dalam keterangan resmi.
Dia pun menargetkan MotionBanking mampu mengakuisisi 30 juta pengguna baru dalam 5 tahun ke depan. Akan ada juga inovasi lanjutan seperti Motion Hario untuk asuransi online, Motion Trade untuk online stock trading, Motion Funds untuk reksa dana, dan lainnya.
Di bidang properti, PT MNC Land Tbk (KPIG) tengah mengembangkan mega proyek berskala internasional. MNC Lido City telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus sebagai KEK Pariwisata.
Kehadiran theme park seperti Disneyland, studio produksi film Movieland seperti Hollywood, Lido Music & Arts Festival seperti Coachella di AS, World Garden seperti Miracle Garden di Dubai, sirkuit MotoGP, data center, digital hub seperti Silicon Valley di AS, lapangan golf, resort, hotel, convention center, retail and dining, dan berbagai fasilitas berkelas dunia yang sedang dikembangkan KEK MNC Lido City diprediksi akan meningkatkan kunjungan wisatawan sebanyak 63,4 juta orang hingga tahun 2038 atau rata-rata 3,17 juta wisatawan per tahun.
KEK MNC Lido City diproyeksikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dapat menarik investasi hingga US$2,4 miliar atau setara Rp33,5 triliun. Inflow devisa dari wisatawan mancanegara serta penghematan outflow devisa dari wisatawan nusantara diprediksi akan mencapai US$4,1 miliar selama 20 tahun.
Di bidang media, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) bisa disebut sebagai "Shopping Center" bagi pengiklan, karena memiliki kekuatan basis pengguna yang sangat besar, bahkan tembus hingga di atas 200 juta user base di segala lini.
Seperti diketahui, MNCN telah menyiapkan roadmap dan strategi menggenjot kinerja perseroan. Kekuatan infrastruktur produksi yang dimiliki diyakini mendorong perseroan jauh mengungguli kompetitornya.
Selanjutnya, MNCN memiliki tiga bisnis utama dalam peningkatan pendapatan, yaitu 4 stasiun televisi nasional (free-to-air /FTA), produksi konten dan bisnis digital melalui aplikasi RCTI+, media sosial dan portal.