Bisnis.com, JAKARTA — PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. atau Marein (MREI) menilai bahwa penyebaran Covid-19 yang terus meningkat belakangan ini membuat bisnis reasuransi akan berjalan dengan hati-hati. Perseroan pun mempertahankan strategi bisnis 2020 pada tahun ini dengan fokus mengantisipasi dampak pandemi.
Presiden Direktur Marein Yanto Jayadi Wibisono menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 memengaruhi kinerja seluruh sektor ekonomi, termasuk asuransi. Dampak itu kemudian akan dirasakan sektor reasuransi, termasuk bagi Marein, meskipun terdapat jeda waktu dari perusahaan asuransi selaku ceding.
Dampak kinerja bisnis akibat pandemi Covid-19 pada 2020 dinilai masih akan dirasakan pada tahun ini. Oleh karena itu, perseroan melanjutkan strategi bisnis yang telah diterapkan pada tahun lalu sembari mengantisipasi perkembangan ekonomi makro.
"Strategi pada 2020 ini mungkin masih akan kami pertahankan pada 2021. Pertama yaitu dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, kedua penyempurnaan sistem manajemen risiko melalui three lines of defense, dan ketiga menetapkan standar tinggi atas rasio keuangan, ini masih bertahan," ujar Yanto dalam konferensi pers paparan kinerja Marein, Rabu (16/6/2021).
Menurutnya, perseroan menjaga standar risk based capital (RBC) di atas 200 persen. Pada 2019, RBC Marein berada di angka 342,3 persen, lalu pada 2020 menjadi 358,5 persen, kemudian pada kuartal I/2021 menjadi 340,1 persen.
Strategi keempat adalah dengan distribusi portofolio yang berimbang dan kelima menjalankan bisnis dengan beriorientasi pada kepuasan nasabah. Keenam, penyempurnaan sistem teknologi informasi dan digitalisasi, serta ketujuh manajemen arus kas dan peningkatan cadangan sebagai langkah antisipatif.
"Selain tadi strategi jangka menengah, kami pun terus mencermati perkembangan pandemi Covid. Awal 2021 ini tanda-tanda positif sudah ada, tapi begitu masuk Februari awal dunia mulai lagi menghadapi varian baru virus corona, dampaknya ke sini [Indonesia] mulai terlihat," ujar Yanto.
Pada 2020, Marein membukukan premi Rp2,6 triliun atau turun 3,9 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya Rp2,7 triliun. Hasil underwriting perseroan senilai Rp88,6 miliar terkoreksi 45 persen (yoy) dari sebelumnya Rp161,1 miliar.
Hal tersebut membuat laba perseroan per 2020 senilai Rp105,2 miliar terkoreksi 41,3 persen (yoy) dari sebelumnya Rp179,3 miliar. Meskipun begitu, kondisinya mulai pulih pada awal tahun ini.
Pada kuartal I/2021, Marein membukukan premi Rp632,3 miliar atau naik 6,14 persen (yoy) dari sebelumnya Rp595,7 miliar. Dari sisi profitabilitas, pada kuartal I/2021 perseroan mencatatkan laba Rp38,8 miliar atau tumbuh 21,14 pesen dari sebelumya Rp32,06 miliar.