Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Darurat, Agen Asuransi Tetap Getol Dekati Nasabah

Tantangan terkini yang dihadapi industri berasal dari pembatasan aktivitas. Keterbatasan dalam bertemu secara tatap muka dengan calon nasabah menjadi salah satunya.
Karyawan memotret deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan memotret deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Industri asuransi jiwa terselamatkan oleh fleksibilitas pemanfaatan teknologi komunikasi untuk pemasaran produk, yang kebetulan bertemu dengan awareness masyarakat yang semakin tinggi selama era pandemi.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengungkap hal ini berkaitan dengan pendapatan premi industri asuransi jiwa yang mencapai pada kuartal I/2021 mencapai Rp57,45 triliun atau naik 28,5 persen (year-on-year/yoy).

"Apalagi bisa dilihat kondisi pandemi sekarang ini, uang itu enggak ada artinya kalau rumah sakit penuh, kalau oksigen kurang. Jadi yang saya tekankan itu asuransi harusnya sudah dianggap seperti surat cinta suami untuk istrinya dan anak-anaknya," ungkapnya dalam diskusi virtual, Selasa (6/7/2021).

Namun demikian, tantangan terkini yang dihadapi industri berasal dari pembatasan aktivitas. Keterbatasan dalam bertemu secara tatap muka dengan calon nasabah menjadi salah satunya.

"Memang approach nasabah itu agak susah karena menawarkan produk asuransi jiwa itu jarang yang bisa sekali datang langsung closing. Semuanya butuh berproses. Ada pendekatan, ada edukasi, dan macam-macam," jelasnya.

Tak ayal, fenomena ini mendorong kontribusi keagenan dalam pendapatan premi dari bisnis baru senilai Rp37,04 triliun pada kuartal I/2021 mengalami perlambatan sekitar 6 persen (yoy).

Sekadar informasi, kontribusi terbesar penyumbang pendapatan premi industri masih didominasi bancassurance sekitar 53 persen, saluran distribusi alternatif 18,8 persen, distribusi keagenan hanya 5,8 persen, dan telemarketing 14,3 persen.

Oleh sebab itu, AAJI berharap agen semakin inovatif dan semakin banyak, dengan harapan mendongkrak tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi sebagai perlindungan jangka panjang.

Pasalnya, agen asuransi jiwa tengah dicari dan dipercaya oleh masyarakat sebagai pendamping dalam memberikan edukasi tentang perencanaan keuangan keluarga, sehingga jangan sampai perusahaan asuransi tidak mendukung pengembangan agen, dan tidak melakukan pengawasan yang baik sehingga banyak terjadi misselling dan praktik-praktik penjualan yang melanggar etika.

Miliana Marten, Country Chair Million Dollar Round Table (MDRT) Indonesia menjelaskan pentingnya bagi para agen asuransi jiwa untuk terus belajar dari para kolega, berani memanfaatkan platform-platform digital yang dipunya, serta tetap haus akan peningkatan profesionalitas dan kompetensi.

"MDRT sendiri ada support komunitas, dari luar negeri pun share pengalaman bahwa sebenarnya transaksi secara virtual itu dimungkinkan, tanpa face to face. Selain itu, tentunya terbantu relaksasi dari otoritas. Sekarang ini kita memang harus memanfaatkan yang ada. Saya sendiri sering Zoom pribadi one on one ke klien, edukasi nasabah lewat video call, promosi di sosial media, dan lain-lain. Terpenting, produktivitas para agen harus tetap jalan walaupun dari rumah," jelasnya.

Lewat langkah inovatif di era new normal ini, Miliana berharap ke depan jumlah agen yang masuk anggota MDRT di Indonesia meningkat, yang mencerminkan semakin banyak agen-agen asuransi bertaraf internasional di Indonesia. Harapannya, hal ini akan meningkatkan kualitas agen asuransi di Indonesia, dengan pelayanan yang profesional sesuai code of ethics MDRT.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper