Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Ina Perdana Tbk. langsung berada di zona merah pagi ini setelah perdagangannya kembali dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Otoritas bursa kembali membuka perdagangan saham BINA mulai sesi I tanggal 21 Juli 2021, setelah suspensi selama sepekan.
Saham BINA anjlok 6,49 persen ke level Rp5.400 pada pukul 10.07 WIB, dari level sebelumnya Rp5.775. Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 5 juta saham dengan nilai transaksi Rp27,84 miliar. Kapitalisasi pasar BINA mencapai Rp30,53 triliun. Saham BINA masih naik 682,61 persen sepanjang tahun berjalan.
Sebelumnya, Bursa melakukan suspensi terhadap saham Bank Ina mulai perdagangan 9 Juli 2021. Hal itu sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham Bank Ina.
Suspensi terhadap saham BINA juga sempat dilakukan pada 1 Juli 2021. Keesokan harinya yakni 2 Juli 2021, Bursa membuka suspensi saham bank milik Grup Salim itu.
Sebagai informasi, Bank Ina memang sedang mempercepat proses digitalisasi. Dalam laporan public expose kepada Bursa, Direktur Utama PT Bank Ina Tbk. Daniel Budirahayu mengatakan perseroan telah menyiapkan tim untuk proses digitalisasi ini.
Targetnya, produk-produk digital dapat diluncurkan kepada masyarakat sebelum akhir tahun ini. Produk digitalisasi yang paling utama adalah bisa diakses oleh nasabah tanpa tatap muka dengan pegawai bank. Di samping itu, produk funding seperti penempatan deposito dan tabungan, serta transaksi digitalisasi untuk segmen mikro.
"Untuk realisasi dari pada digitalisasi yang kami harapkan sampai akhir tahun ini sudah dapat launching produk-produk baru tentunya dengan kecepatan izin dari regulator," terangnya dalam public expose.