Bisnis.com, JAKARTA - Holding ultra mikro dinilai tidak hanya menguntungkan bagi pelaku UMKM yang sudah eksis, tetapi juga banyak manfaatnya bagi pelaku usaha rintisan.
Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom Universitas Indonesia Bramantyo Bontas. “Karena tak sekadar modal saja, tapi memang ada pendampingan yang konkret dari pemerintah,” ujar Bram dalam keterangan resmi, Jumat (23/7/2021).
Dia mengartikan proses pendampingan sebagai transfer of knowledge. Melalui proses tersebut usaha rintisan akan tumbuh berkembang dan mengalami peningkatan kompetensi.
Menurut Bram, hal itu adalah salah satu keunggulan kehadiran holding BUMN UMi, di mana pemerintah melalui badan usahanya hadir memberikan pemberdayaan terhadap usaha kecil yang selama ini banyak terkendala masalah permodalan.
“Artinya holding BUMN UMi solusi untuk meningkatkan akses permodalan usaha, sehingga progres startup-nya terus tumbuh karena kompetensinya meningkat,” ujarnya.
Terkait BRI yang menjadi induk holding, Bram menyebut secara kapasitas dan kapabilitas bank pelat merah tersebut sangat tepat. Jaringan BRI sebagaimana diketahui merupakan paling besar dan luas sehingga dapat menyasar nasabah hingga ke pelosok negeri.
“Untuk segmen mikro, tentu BRI jagonya ya. Saya pikir sudah sesuai, on the track,” pungkas Bram.
Terpisah, dalam konferensi pers secara daring, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pembentukan ekosistem usaha ultra mikro melalui holding akan menyediakan layanan keuangan yang terintegrasi bagi para pengusaha di segmen tersebut.
“Pembentukan holding ultra mikro ini juga tidak hanya dapat memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi perseroan, Pegadaian, maupun PNM. Namun juga bagi pelaku usaha yang termasuk dalam segmen ini,” ujarnya.
Dalam kaitan sinergi ekosistem UMi, nantinya ketiga entitas akan menawarkan pilihan produk keuangan yang lebih lengkap, menyiapkan beberapa titik co-location serta pemanfaatan yang lebih optimal yakni jaringan Agen BRILink sebagai channel ketiga entitas holding.
Selain itu juga integrasi data untuk efisiensi bisnis, termasuk dalam konteks penyaluran program bantuan sosial.
Hingga kuartal I/2021, BRI mencatat sekitar 458.358 Agen BRILink yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Dengan jumlah yang besar tersebut, target transaksi dari para laku pandai BRI itu mencapai Rp1.000 triliun tahun ini.
Seperti diketahui, Pemerintah telah menerbitkan landasan hukum pembentukan holding dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2021. Sesuai PP tersebut, holding terdiri atas tiga entitas BUMN yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Masyarakat Madani (Persero) atau PNM.
Dalam rangka pembentukan holding UMi, pada Kamis (22/7/2021) kemarin BRI telah mengelar RUPS-LB di mana para pemegang saham BRI telah menyetujui atas rencana Penambahan Modal Perseroan dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue.