Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gandeng Koinworks, Pengguna Qasir Dapat Kredit Bermodal Rekap Data Transaksi

Berdasarkan data dari Qasir, rata-rata merchant mulai membutuhkan tambahan modal usaha ketika berada pada fase bisnis tertentu, yaitu kebutuhan membuka cabang, tambahan inventaris, dan stabilitas arus kas.
Karyawan menunjukan aplikasi KoinWorks saat meluncurkan KoinP2P di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Karyawan menunjukan aplikasi KoinWorks saat meluncurkan KoinP2P di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA - Qasir, platform penyedia kasir digital atau layanan point-of-sale (POS), menunjukkan komitmen untuk meningkatkan skala usahawan pengguna aplikasinya lewat kerja sama dengan fintech peer-to-peer (P2P) lending.

Qasir menggunakan machine learning untuk merekap data transaksi merchant sebagai collaterals pengajuan dana ke P2P lending rekanan, salah satunya KoinWorks (PT Lunaria Annua Teknologi), dan beberapa lainnya untuk memberikan alternatif pembiayaan modal usaha.

Mekanisme yang digunakan adalah PO financing, atau invoice financing. Lewat sistem ini, merchant dapat mendaftarkan usahanya, proyek yang sedang dikerjakan, dan menyertakan bukti PO/invoice yang harus dibayarkan.

CEO Office Qasir Ivan Hadwin Rarumangkay mengungkapkan langkah ini dibuat sesederhana mungkin karena pihaknya memahami kesulitan usahawan mikro tidak hanya terletak dari administratif, tapi juga tantangan secara literasi digital.

"Kami tidak ingin mempersulit merchant-merchant mikro dengan proses kompleks. Melalui pengajuan via Qasir, tim kami akan kelola data merchant dan mengolahnya secara terintegrasi. Hasilnya, data transaksi merchant akan jadi acuan KoinWorks untuk menetapkan plafon maksimal pembiayaan dana," ungkap Ivan dalam keterangannya, Senin (26/7/2021).

Harapannya, dengan skema kerja sama dengan para fintech P2P lending, merchant di ekosistem Qasir dapat memangkas tahapan administratif cukup signifikan, bahkan sampai lima tahapan pengajuan dana, dibandingkan dengan melakukan pengajuan secara manual.

Terlebih, jika usahawan belum familiar dengan konsep P2P lending, di mana memilih platform saja sudah memakan waktu lama, belum lagi pemahaman cara kerjanya.

"Dari sini kami sadar, perlu ada penengah agar setiap usahawan punya kesempatan yang sama untuk mendapat modal usaha. Setidaknya, melalui analisis sampling dari kami, rekap transaksi bulanan merchant akan kami olah secara otomatis dan secara angka, akan jadi bukti kemampuan finansial usahawan," tambahnya.

Proses pun akan menjadi lebih sederhana lagi jika merchant memanfaatkan fasilitas pembayaran digital QRIS yang ada di aplikasi Qasir, pada setiap transaksinya. Dengan menggunakan transaksi digital, maka secara otomatis transaksi tersebut tervalidasi sebagai transaksi yang real. Dengan begitu, kesempatan merchant untuk mendapatkan pembiayaan pun menjadi lebih besar.

Saat ini, pengajuan pembiayaan dana ke peer to peer (P2P) lending masih berupa pilot project. Ivan menyebut sosialisasi tahap awal dibuka ke 350 merchant dan Qasir akan menyeleksi merchant dengan kapasitas finansial baik. Tahap selanjutnya akan dibuka untuk 8.000 merchant dengan konsentrasi awal di Pulau Jawa.

Terkait soal keamanan, CEO Qasir Michael Williem menambahkan proyek ini telah melalui tahap evaluasi keamanan yang berlapis untuk memastikan data merchant selalu aman.

Pasalnya, salah satu kekhawatiran merchant yang masih ragu mencoba pembiayaan digital adalah keamanan data transaksi, aliran modal pendana (lender) dan peminjam (borrower). Untuk itu, secara internal, Qasir akan menggunakan VPN khusus yang sifatnya closed platform.

Adapun, untuk menjamin perolehan dana digunakan secara tepat, pembayaran PO dan invoice akan langsung dilakukan ke penerbit, bukan ke merchant yang mengajukan. "Jadi sifatnya bukan kami berikan uang kas, tapi PO atau invoice mereka yang nanti dibayarkan dan usahawan akan membayar secara lump sum atau cicilan," kata pria yang akrab disapa Mike ini.

Saat ini, tercatat merchant platform yang memungkinkan usahawan melakukan pencatatan transaksi, pembayaran digital, pengisian kembali stok dari supplier terdekat ini per bulan Juli 2021 diunduh 740.000 user yang mana 233.000 merupakan active user dengan total transaksi sebanyak 177 juta kali. Dari jumlah tersebut, Qasir mencatat total nilai transaksi sebesar Rp14,2 triliun.

Berdasarkan data dari Qasir, rata-rata merchant mulai membutuhkan tambahan modal usaha ketika berada pada fase bisnis tertentu. Pertama, kebutuhan membuka cabang. Biasanya, merchant punya basis pelanggan besar dan dituntut untuk bisa lebih dekat dengan area konsumennya.

Kedua, tambahan inventaris. Semakin bertambah variasi produk biasanya membuat usahawan mempertimbangkan kepemilikan aset-aset baru untuk menunjang produktivitasnya.

Ketiga, stabilitas arus kas. Faktor eksternal yang datangnya tidak kenal waktu, seperti pandemi, bisa membuat bisnis goyah dalam hitungan hari. Memiliki pegangan kas adalah strategi usahawan untuk memastikan bisnisnya punya cadangan tenaga sampai kondisi ekonomi kembali pulih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper