Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri (BMRI) Raih Laba Rp12,5 Triliun, Melonjak 21,45 Persen!

Kinerja fungsi intermediasi Bank Mandiri (BMRI) masih mampu menjaga pertumbuhan kinerja yang membaik sehingga membuat percetakan pendapatan masih dapat terjaga.
Gedung Bank Mandiri/Istimewa
Gedung Bank Mandiri/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) membukukan laba Rp12,5 triliun, naik 21,45 persen secara tahunan.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan dampak dari pandemi masih cukup kuat dan menghambat konsumsi rumah tangga.

Namun, kinerja fungsi intermediasi perseroan masih mampu menjaga pertumbuhan kinerja yang membaik sehingga membuat percetakan pendapatan masih dapat terjaga.

"Sampai dengan paruh pertama ini kinerja perseroan masih terjaga dan bahkan semakin membaik," katanya dalam paparan kinerja semester pertama Bank Mandiri, Kamis (29/1/2021).

Darmawan menyampaikan perseroan tetap akan menjaga kinerja dengan kualitas baik selama pertama tahun ini.

Dia menyebutkan penyaluran kredit naik 16,37 persen secara tahunan menjadi Rp1.014,3 triliun dengan dana pihak ketiga naik 19,73 persen secara tahunan menjadi Rp1.1692 triliun.

Adapun, pertumbuhan laba tersebut terutama disokong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50 persen YoY menjadi Rp 35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27 persen YoY menjadi Rp 15,94 triliun.

"Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan," kata Darmawan.

Sementara itu, pertumbuhan kredit BMRI ditopang oleh segmen wholesale banking yang tercatat tumbuh 7,13 persen YoY menjadi Rp534,2 triliun per akhir kuartal II/2021. Sementara pembiayaan ke segmen UMKM tercatat naik 20,1 persen YoY menjadi Rp98,3 triliun hingga kuartal II 2021.

Penyaluran kredit tersebut dilakukan secara prudent kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat sehingga menghasilkan kualitas kredit yang cukup baik.

Hal tersebut terliat dengan rasio NPL Gross sebesar 3,08 persen, turun 21 bps dari kuartal II tahun lalu. Capaian ini juga diikuti dengan inisiatif untuk terus membentuk coverage ratio di level yang konservatif di kisaran 221,87 persen meningkat 26,35 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Lalu pada program restrukturisasi kredit terdampak pandemi, Bank Mandiri telah memberikan persetujuan restrukturisasi debitur terdampak pandemi yaitu kepada lebih dari 548.000 debitur dengan nilai persetujuan sebesar Rp126,5 triliun.

Dari nilai tersebut, hingga Juni 2021, total baki debet restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp96,5 triliun, di mana 62 persen dari total debitur restrukturisasi merupakan pelaku usaha UMKM.

Dari sisi dana pihak ketiga tercatat komposisi dana murah sebesar 68,49 persen atau mencapai Rp800,8 triliun. Pertumbuhan dana murah terutama di dorong oleh pertumbuhan giro (bank only) sebesar 40,9 persen YoY pada kuartal II/2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper