Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTPN Syariah (BTPS) Pede Kinerja Terjaga pada Semester II/2021

Pada kuartal II/2021, BTPN Syariah mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp770 miliar. Laba ini melesat 89 persen yoy.
Pejalan kaki berjalan melewati logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk atau BTPN Syariah di Jakarta, Senin (13/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawann
Pejalan kaki berjalan melewati logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk atau BTPN Syariah di Jakarta, Senin (13/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) meyakini stabilitas dan kinerja paruh kedua tahun ini dapat dipertahankan seiring dengan modal dan likuiditas yang kuat.

Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad memaparkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional perseroan saat ini berada pada angka 56,8 persen.

Di samping itu, perseroan diperkuat dengan rasio kecukupan modal di posisi 52 persen dan liquidity to coverage ratio pada level 317,7 persen pada paruh pertama tahun ini. Rasio pembiayaan bermasalah juga hanya 2,2 persen dengan coverage ratio telah berada pada 272 persen.

"Dengan posisi keuangan ini artinya kami masih cukup stabil dan kuat untuk mempertahankan kinerja pada paruh kedua tahun ini," katanya pada webinar BTPN Syariah, Jumat (13/8/2021).

Dia mengakui penerapan pembatasan sosial pada awal paruh pertama cukup menantang untuk peningkatan kinerja. "Namun, kami melihat tren pertumbuhan kinerja yang lebih baik mulai Agustus ini," sebutnya.

Adapun, total aset perseroan naik 14 persen dengan pembiayaan naik 15 persen, sedangkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 12 persen secara tahunan pada paruh pertama tahun ini.

Pada kuartal II/2021, BTPN Syariah mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp770 miliar. Laba ini melesat 89 persen dibandingkan dengan Rp507 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu.

Perusahaan juga tercatat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp10,05 Triliun, tumbuh 15 persen (year-on-year/yoy), dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp8,74 Triliun.

Total aset tumbuh 14 persen (yoy) menjadi Rp17,41 triliun dari Rp15,27 triliun. Dana pihak ketiga tumbuh 12 persen (YoY) menjadi Rp10,61 triliun dari Rp 9,46 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper