Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk. membukukan rugi bersih Rp132,8 miliar pada paruh pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan interim perseroan di keterbukaan informasi Bursa pada Minggu (29/8/2021), percetakan rugi perseroan tersebut berbalik dari periode tahun lalu yang masih mampu membukukan laba Rp19,32 miliar.
Adapun, jika menyelisik lebih dalam pendapatan bunga bersih emiten berkode BBYB ini masih tercatat naik 21,4 persen secara tahunan, dari Rp92,83 miliar menjadi Rp112,75 miliar.
Pendapatan operasional lainnya pun tercatat tumbuh positif 17,3 persen, dari Rp27,04 miliar menjadi Rp31,69 miliar. Peningkatan tersebut utamanya didapat dari bisnis komisi dan provisi.
Kendati demikian beban operasional nampaknya meningkat cukup signifikan sebesar 176 persen secara yoy menjadi Rp277 miliar pada paruh pertama tahun ini. Secara rinci, kenaikan beban operasional disumbang dari beban tenaga kerja yang naik 54,54 persen secara tahunan menjadi 60,21 miliar.
Beban administrasi dan umum naik 91,88% secara tahunan menjadi Rp85,60 miliar. Beban pemasaran bahkan terkerek 17,84 kali menjadi Rp104,76 miliar. Kerugian bersih penurunan nilai aset pun tercatat naik 2,44 kali secara tahunan menjadi Rp26,44 miliar pada tengah tahun ini.
Adapun dari sisi penyaluran kredit, Bank Neo Commerce masih mampu mencatatkan kenaikan 4,37 persen dari posisi awal tahun menjadi Rp3,82 triliun. Sementara dana pihak ketiga tercatat naik 38,55 persen menjadi Rp4,60 triliun. Dari situ, jumlah aset perseron meningkat dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp5,42 triliun menjadi Rp6,99 triliun per 30 Juni 2021.