Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona semakin meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk menabung dan berinvestasi.
Laporan Global Investor Study 2021 dari Schroders yang dikutip pada Kamis (2/9/2021) menemukan bahwa fokus yang lebih besar pada tabungan, investasi, dan kesejahteraan finansial akan menjadi salah satu warisan langgeng dari pandemi.
Studi tahunan yang mensurvei lebih dari 23.000 orang di 32 lokasi global, termasuk Indonesia, tersebut menemukan 88 persen responden Indonesia menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkan kesejahteraan finansial dan mengatur ulang keuangan pribadi mereka karena pandemi virus corona.
Dalam jangka pendek, laporan dari Schroders juga menunjukkan kesenjangan perilaku menabung dan investasi masyarakat Indonesia pasca dicabutnya lockdown di Indonesia. Tercatat, 52 persen telah berinvestasi lebih banyak dalam aset berisiko rendah.
“Sebanyak 49 persen masyarakat telah menaruh lebih banyak dananya pada simpanan umum, sedangkan 40 persen responden telah berinvestasi lebih banyak dalam aset berisiko tinggi,” demikian kutipan laporan tersebut, Kamis (2/9/2021).
Michael T. Tjoajadi, Presiden Direktur Schroders Indonesia, mengatakan pandemi telah mengubah perilaku investor secara global termasuk Indonesia. Pihaknya melihat pandemi virus corona akan memberikan perubahan jangka panjang pada cara masyarakat mengelola keuangan dan investasinya.
Meski demikian, terlepas dari tantangan pandemi, pihaknya masih meyakini prospek jangka panjang pasar Indonesia. Hal tersebut didukung oleh beberapa faktor seperti reformasi yang sedang berlangsung dan valuasi yang masih menarik.
“Kebangkitan ekonomi baru [new economy] juga akan meningkatkan prospek pasar modal Indonesia dalam jangka panjang,” ujarnya.