Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. segera meraih tambahan modal Tier 1 (AT1) melalui penerbitan obligasi global dalam bentuk perpetual bond.
Sumber Bisnis menyebutkan, penawaran perpetual bond bank BUMN berkode saham BBNI tersebut sedang berlangsung dengan kisaran awal kupon pada area 4,7 persen. Nilai obligasi dan kupon final akan diumumkan setelah penawaran selesai dalam waktu dekat.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraeni membenarkan aksi penerbitan obligasi global tersebut. “Betul, kami menerbitkan BNI USD Reg S AT1 Bond pada September ini,” jelas dia kepada Bisnis, Kamis (16/9/2021).
BBNI telah meraih peringkat Ba3 (hyb) oleh Moody's Investors Service untuk surat utang tambahan Tier 1 (AT1) berdenominasi dolar AS.
“Ini adalah instrumen modal AT1 pertama yang memenuhi standar Basel III yang diterbitkan oleh bank asal Indonesia,” tulis riset Moody’s, Rabu (15/9/2021).
Peringkat tersebut diberikan berdasarkan draft dokumen yang direview oleh Moody's, yang diperkirakan tidak akan berbeda secara material dari dokumentasi akhir.
Baca Juga
Peringkat Ba3 (hyb) yang disematkan Moody’s tersebut tiga tingkat di bawah Adjusted Baseline Credit Assessment (BCA) baa3 BNI, yang mencerminkan risiko non-kumulatif penangguhan kupon dan penurunan nilai pokok pada saat tidak layak, serta subordinasi pada saat likuidasi.
Dalam penilaiannya, Moody's tidak memasukkan dukungan pemerintah apa pun ke dalam peringkat, karena penerbitan surat utang ini dimaksudkan untuk menyerap kerugian jika terjadi tekanan keuangan.
Sebagai informasi, karakteristik kupon surat berharga AT1 dapat dibatalkan secara non-kumulatif atas kebijakan bank yang bergantung pada ketersediaan dana yang dapat didistribusikan, persyaratan modal peraturan, dan kebijakan peraturan.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI pada 8 Juli 2021 mengemukakan BNI bakal menerbitkan obligasi dalam bentuk perpetual bond hingga US$500 juta.
Penerbitan ini dilakukan di tengah tekanan yang sedang terjadi pada Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal BNI. Ketika itu, Kartika mengungkapkan bahwa CAR Tier 1 BNI saat ini berada di kisaran 16 persen.