Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) telah dilaksanakan pada Senin (20/9/2021).
Dalam rapat tersebut, disetujui penambahan modal dasar perseroan menjadi Rp3 triliun dari sebelumnya Rp1,5 triliun. Dalam keterangan resmi perseroan yang diterima pada Selasa (21/9/2021),disebutkan dengan disetujuinya peningkatan modal dasar perseroan ini, maka terjadi perubahan modal dasar dari semula sebanyak 15 miliar lembar saham senilai Rp1,5 triliun menjadi sebanyak 30 miliar lembar saham senilai Rp3 triliun dengan nominal Rp100 per lembar saham.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan tujuan perubahan modal dasar sejalan dengan rencana penambahan modal disetor perseroan untuk memenuhi POJK tentang pemenuhan modal minimum bank, juga untuk mengembangkan ekspansi usaha untuk menunjang akselerasi kami sebagai bank digital ke depannya.
"Sejak melakukan soft launching pada Maret 2021, pertumbuhan jumlah nasabah BNC sangat tinggi yang kini mencapai lebih dari tujuh juta nasabah. Kepercayaan ini merupakan tanggung jawab besar bagi kami dan karenanya kami sangat serius dalam merencanakan kesiapan bisnis dan juga ekspansi usaha perusahaan seiring dengan upaya kami menjadi bank digital terdepan bagi masyarakat,” ujarnya, Selasa (21/9/2021).
Selain peningkatan jumlah nasabah, ketertarikan publik terhadap kepemilikan saham BBYB juga terus meningkat, ditandai dengan meningkatnya harga saham BBYB yang kini senilai Rp 1.520 per lembar.
Tjandra juga menyatakan Bank Neo Commerce optimistis dalam memenuhi syarat OJK tentang kepemilikan modal inti bank digital senilai Rp2 triliun pada akhir 2021 dan Rp3 triliun pada akhir 2022.
“Kepercayaan para pemegang saham dan Neo Customers kepada Bank Neo Commerce menambah kepercayaan diri kami dalam memenuhi target kepemilikan modal ini. Kami berupaya untuk dapat memenuhi persyaratan modal inti lebih cepat dari yang disyaratkan OJK,” imbuhnya.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, per 31 Juni 2021 modal inti Bank Neo Commerce tercatat senilai Rp1,18 triliun. Mengindikasikan perlunya tambahan modal sejumlah Rp920 miliar agar perusahaan dapat memenuhi syarat OJK minimal modal inti Rp2 triliun pada 2021.
“Akhir tahun 2021 ini, BNC menargetkan untuk memiliki modal inti hingga Rp3 triliun yang mana akan melebihi target minimal yang disyaratkan OJK, yaitu Rp2 triliun,” kata Tjandra.
Selain agenda untuk membahas perubahan modal dasar Bank Neo Commerce dalam RUPSLB kemarin, perseroan mengagendakan untuk mengesahkan PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pengendali Bank Neo Commerce, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengambilalihan yang diatur dalam POJK No.41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi dan Konversi Bank Umum.
Namun, pengesahan ini harus tertunda karena rapat belum mencapai kuorum. Kuorum yang dibutuhkan untuk mengesahkan status pengendali ini adalah 75 persen, sedangkan dalam rapat yang kemarin berlangsung dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 73,47 persen, hanya kurang 1,53 persen.
Oleh karena itu perseroan memutuskan untuk menunda dan akan mengadakan RUPSLB lanjutan maksimal pada awal Oktober 2021.
"RUPSLB yang diadakan kemarin belum kuorum, sehingga pengesahan PT Akulaku Silvrr Indonesia harus ditunda sampai RUPSLB lanjutan yang akan diadakan pada awal Oktober. Kami sangat berterima kasih kepada publik, rekan-rekan media, dan para pemegang saham yang sudah mengikuti rapat ini dan berharap pengesahan ini akan segera terjadi di RUPSLB selanjutnya,” ujar Tjandra.
Sebelumnya, per 26 Juli 2021 perseroan telah mendapatkan izin dari OJK dengan nomor SR-16/PB.1/2021 perihal Rencana Pengambilalihan Saham PT Bank Neo Commerce Tbk. oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia.