Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pertumbuhan kredit perbankan tahun ini bisa mencapai 4 sampai 5 persen.
Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto mengatakan kontribusi perbankan terhadap pertumbuhan kredit akan semakin signifikan ketika di era digitalisasi sudah masuk, inklusi keuangan terus terjadi, efisiensi ekonomi dari digitalisasi akan tercipta.
"Kami optimistis perbankan akan mampu melakukan ekspansi kredit di kisaran 4 sampai 5 persen. Misalnya, kalau tidak ada serangan ketiga atau keempat dari Covid-19," ujarnya dalam acara virtual pada Selasa (21/9/2021).
Anung pun mengatakan adanya skenario pesimis atau kondisi konservatif berada di sekitaran 2 sampai dengan 3 persen. Dia menambahkan debitur menjadi kunci utama dalam pertumbuhan kredit.
"Yang penting dari sisi debitur, permintaannya, seperti, sektor riil yang sudah mulai beraktivitas, kembali pulih. Kami yakini demand terhadap kredit bank kembali pulih," tambahnya.
Anung pun menambahkan saat ini likuiditas di perbankan melimpah, sehingga bisa menjadi beban bagi perbankan tersendiri. Dia pun meminta pihak perbankan untuk bisa segera menyalurkan dana yang menumpuk tersebut.
"Oleh karena itu harus ada outlet segera yang untuk disalurkan. Perbankan saya kira sudah tidak sabar untuk itu," tutupnya.
Anung pun berharap tren penurunan kasus harian Covid-19 tersebut bisa terus dijaga oleh pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, sehingga pertumbuhan kredit hingga 5 persen pada tahun ini bisa terwujud.
"Mudah-mudahan tren ini terus membaik. Dengan skenario optimistis kami bank itu akan melakukan ekspansi kredit di kisaran 4 sampai 5 persen," tutup Anung.
Adapun, hingga Juli 2021, nilai kredit yang telah disalurkan perbankan senilai Rp5.563,7 triliun atau naik 0,50 persen secara tahunan atau year on year atau 1,83 persen secara year to date.
