Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO) resmi berganti nama usai RUPSLB pada hari ini, Senin (27/9/2021).
RUPSLB perseroan menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk. dengan nama komersial Bank Raya yang efektif setelah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan HAM RI.
Dalam paparan publik atau public expose, Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang mengatakan per hari ini nama BRI Agro berganti nama menjadi Bank Raya.
"Sesuai namanya, kita harus terus merayakan dan mengapresiasi seluruh timeline, seluruh keunggulan pelaku di sektor gig economy karena mulai lahir sampai bertumbuh kembali menjadi manusia yang lebih baik lagi, bisnis bertumbuh, perlu dirayakan," ujarnya.
Dia menambahkan sebagaimana merayakan hari raya, panen raya, dan lainnya, semua perlu dirayakan. Kaspar pun meminta dukungan semua pihak agar Bank Raya bisa menjadi bank digital terbaik di Indonesia.
Nantinya, sebagai bank digital AGRO akan fokus menyasar segmen gig economy atau pekerja informal, misalnya pengemudi taksi yang juga merupakan pengemudi ride hailing, penulis konten freelance, vlogger, dan lainnya.
Baca Juga
Segmen ini disasar karena mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan selama pandemi Covid-19. Dalam paparan Bank Raya, disebutkan angkatan kerja mencatat pertumbuhan positif sebesar 1,94 juta pekerja yang didorong oleh gig workers yang dapat mengkompenasi hilangnya pekerjaan dari pekerja penuh waktu.
Gig economy ini diproyeksikan mencapai 74,81 juta pekerja pada 2025. Kaspar menyebutkan perputaran uang di sektor ini mencapai Rp4.000 triliun pada 2025.
"Misi kami membantu negara untuk mengamplifikasi agar transmisi dana tersebut pas dengan produk digital yang kami ciptakan," katanya.
Adapun, dalam RUPSLB AGRO yang digelar pada hari ini, selain membahas perubahan nama perseroan, juga dibahas mengenai persetujuan penerbitan saham baru melalui penambahan modal dengan hak memsan efek terlebih dahulu (PMHMETD).
Seperti diketahui, perseroan berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue sebanyak 2,15 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Dana hasil pelaksanaan PMHMETD setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk penguatan permodalan terutama sebagai modal kerja perseroan dalam rangka penyaluran dana berbasis digital.