Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Switching Reksa Dana: Ini Hal-hal yang Perlu Diketahui Investor

Apa itu switching reksa dana? Bagaimana cara melakukannya? Simak hal-hal yang perlu diketahui investor soal switching reksa dana.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi reksa dana kian dilirik investor, terutama para investor pemula. Lantas, apa itu switching reksa dana? Ini hal-hal yang perlu diketahui investor.

Reksa dana semakin populer karena produk yang ditawarkan sangat variatif dan memiliki keunggulan masing-masing. Selain bisa dibeli, Anda juga bisa memindahkan unit reksa dana yang dimiliki ke jenis yang lain. Hal itu disebut switching reksa dana.

Meski terkesan mudah, diperlukan pengetahuan mengenai syarat dan ketentuan yang berlaku sebelum Anda melakukan switching reksa dana.

Dilansir dari situs ajaib.com, Anda dapat menyesuaikan profil risiko terkini dengan melakukan switching reksa dana. Apalagi di tengah kondisi pasar modal yang naik-turun atau bullish seperti saat ini.

Perlu digarisbawahi, switching (pengalihan) berbeda dengan redemption (penjualan) reksa dana. Pasalnya, penjualan reksa dana nantinya untuk membeli kembali unit reksa dana lain yang membutuhkan sedikit waktu untuk prosesnya sehingga dimungkinkan adanya perubahan harga nilai aktiva bersih (NAB).

Berikut 5 alasan mengapa investor melakukan switching reksa dana seperti dikutip dari Ajaib.com, Jumat (1/10/2021).

1. Menyesuaikan profil risiko terbaru

Saat membeli unit reksa dana beberapa bulan atau tahun lalu, mungkin terbesit hanya untuk percobaan sehingga profil risiko saat itu mungkin konservatif, sehingga memilih produk reksa dana dengan risiko rendah.

Jika saat ini profil risiko yang dimiliki terdapat perubahan menjadi lebih moderat atau agresif, dapat segera menyesuaikan portofolio dengan melakukan switching reksa dana agar dapat memperoleh profit yang besar.

2. Ingin memperbaiki portofolio

Sebagian investor melakukan switching reksa dana dikarenakan unit reksa dana yang dimilikinya dirasa kurang menguntungkan. Maka hal tersebut memicu investor untuk melakukan switching ke reksa dana lainnya yang diharapkan lebih mampu memberikan profit sesuai target.

Namun perlu diingat bahwa sebelumnya untuk membandingkan kinerja reksa dana dengan kinerja pasar. Jika pasar sedang tuun dan mengalami koreksi hingga minus, kinerja reksa dana 1-2 persen sudah terbilang bagus.

3. Memanfaatkan momentum

Saat kondisi pasar sedang bullish, maka dapat memutuskan untuk melakukan switching dari unit reksa dana pendapatan tetap atau risiko rendah ke unit reksa dana yang dapat menghasilkan cuan lebih tinggi. Manfaatkan momentum dengan baik dan lakukan analisis menyeluruh sebelum melakukan aksi dalam berinvestasi.

4. Mengamankan profit

Selain alasan sebelumnya, switching reksa dana juga bertujuan untuk mengamankan profit yang telah diperoleh. Seperti yang diketahui bahwa harga NAB tidak selamanya naik, kadang-kadang tentu mengalami koreksi.

Ketika harga NAB sedang tinggi dan target profit telah tercapai, dapat segera mempertimbangkan melakukan switching ke unit reksa dana lainnya yang memiliki risiko lebih rendah.

5. Diversifikasi investasi

Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalkan risiko, sama halnya dalam investasi reksa dana. Jika investasi menumpuk pada satu produk reksa dana, dapat segera melakukan switching ke jenis reksa dana lainnya agar isi portofolio lebih beragam.

Selanjutnya, waktu terbaik untuk melakukan switching reksa dana adalah tergantung pada tujuan investor. Jika bertujuan untuk memanfaatkan momentum pasar yang sedang bullish, maka disaat ada sentimen positif dan tanda-tanda pergerakan harga naik merupakan waktu terbaik.

Namun sebaliknya, jika kondisi pasar yang sedang lesu, investor perlu mengamankan profit ke produk reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap.

Investor dapat melakukan switching reksa dana kapan saja dalam melakukan penataan ulang komposisi portofolio (rebalancing),. Namun, dengan intensitas yang tidak terlalu sering untuk menyeimbaghkan keefektifan produk investasi.

Berikut cara melakukan switching reksa dana setelah selesai melakukan analisis potensi profit dan risiko sebelumnya.

– Cek prospektus dan lembar fakta reksa dana yang dituju
– Buka portofolio dan pilih unit reksa dana yang ingin dialihkan
– Lakukan switching atau pengalihan unit reksa dana
– Unit reksa dana akan otomatis dikonversikan oleh sistem berdasarkan NAB penutupan pada hari itu untuk transaksi sebelum pukul 13.00 WIB. Jika diatas pukul 13.00 WIB, maka berdasarkan NAB penutupan hari selanjutnya
– Pilih reksa dana tujuan pengalihan
– Reksa dana hasil pengalihan akan muncul di portofolio setelah disetujui

Perlu diingat akan syarat dan ketentuan yang berlaku tentang pengalihan unit reksa dana termasuk biaya yang perlu dibayar untuk switching reksa dana tersebut. Dengan demikian, sangat memungkinkan bahwa setiap platform investasi menerapkan cara switching yang berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper