Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja saham dua bank yang sedang menuju transformasi digital atau go digital, yaitu PT Bank Aladin Syariah TBk. (BANK) dan PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) pada sesi I perdagangan hari ini mengalami penurunan yang signifikan.
Dilansir dari RTI, saham Bank Aladin susut 6,92 persen atau menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada sesi I hari ini ke level 2.420 per saham.
BANK langsung terkoreksi pada awal perdagangan dengan dibuka di level 2.520 dari harga penutupan kemarin 2.600 per saham. Saham bank yang bakal jadi bank digital syariah pertama ini pun bergerak di rentang 2.420 hingga 2.610.
Sebanyak 24,61 juta saham BANK diperdagangkan hingga sesi I dengan nilai transaksi Rp60,53 miliar.
Sementara, saham Bank Capital juga longsor di atas 6 persen, yaitu terkoreksi -6,29 persen ke level 298 per saham. Pada awal perdagangan, saham BACA dibuka stagnan dibandingkan dengan level penutupan kemarin, yaitu 318 per saham.
Sepanjang perdagangan hingga sesi I, saham Bank Capital bergerak di rentang 296-320 dengan transaksi sebanyak 71,23 juta saham dan nilai turnover Rp21,48 miliar.
Baca Juga
Kemarin, terpantau terjadi transaksi tutup sendiri atau crossing pada saham BANK pada sesi I. Hingga sesi I, tercatat transaksi crossing pada saham BANK terjadi sebesar Rp2,19 triliun dari broker domestik ke asing di harga Rp2.609 per saham.
Broker yang banyak melakukan pembelian saham BANK ialah PT Pacific Capital dengan kode AP. Adapun, PT NH Korindo Sekuritas Indonesia (XA) menjadi broker yang paling banyak melakukan penjualan.
Seperti diketahui, Bank Aladin berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham.
Rencana tersebut telah mendapatkan restu RUPSLB pada Mei kemarin. Setelah mendapat persetujuan pemegang saham, perseroan akan mengajukan pernyataan pendaftaran dalam rangka penambahan modal dengan memberikan HMETD kepada OJK.
Selanjutnya, penambahan modal dengan memberikan HMETD akan dilaksanakan setelah pernyataan pendaftaran tersebut dinyatakan efektif oleh OJK.
"Merujuk Pasal 8 ayat 3 POJK 32/2015, jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan," tulis direksi perseroan dalam keterbukaan.
Bank Aladin berencana menggunakan dana yang diterimanya dari rights issue tersebut untuk memperkuat struktur permodalan, dengan begitu perseroan dapat meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha dan daya saing untuk mendukung mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Bank Capital juga berencana untuk melakukan rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 20 miliar saham biasa atas nama dengan nominal Rp100 per saham. Untuk harga penawaran belum ditetapkan, begitu juga dengan total dana yang akan didapatkan dari aksi ini.
Perseroan dalam melakukan PMHMETD lV ini telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 Agustus 2021.
Bank Capital mengatakan hingga saat ini belum ada pihak yang menyatakan bersedia menjadi pembeli siaga. Sementara, para pemegang saham yang telah menyatakan komitmen terkait pelaksanaan rights issue baru datang dari PT Inigo Global Capital dengan kepemilikan saham 14,71 persen dan PT Delta Indo Swakarsa 13,9 persen.
Selanjutnya, KPD Simas Equity Fund yang memiliki 11,06 persen saham belum menyatakan sikap. Adapun, masyarakat memiliki porsi terbesar dengan 60,27 persen saham BACA.
Rencananya perseroan tidak akan menerbitkan waran yang mengikuti pelaksanaan rights issue. “Tidak ada pembeli siaga dalam PUT IV dengan HMETD,” ujar Direksi Bank Capital.