Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kenaikan transaksi digital sebesar 89 persen sepanjang tahun kalender 2021.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan tahun ini terjadi kenaikan transaksi digital yang tajam, salah satunya disumbang oleh transaksi exchanger untuk menopang transaksi kripto (cryptocurrency) yang meningkat 306 persen sepanjang tahun ini.
"Dibandingkan September tahun lalu, secara yoy naik 89 persen kami sebut hype transaction. Bayangkan kenaikannya 89 persen. Jadi, kalau ditanyakan proyeksi saya nyerah dah kalau yang begini bagaimana kami mau lihat proyeksi, yang ada aja kaget-kaget. Jadi, yang namanya digital susah bikin proyeksi, mendingan kita lihat fakta kenyataan, nah silahkan anda extrapolate sendiri karena saya juga tidak tahu, jujur saja. " ujar Jahja dalam konferensi pers kinerja BCA September 2021, Kamis (20/10/2021).
Jahja pun menjelaskan hype transaction ini biasanya berasal dari transaksi komoditas serta digital, P2P [peer to peer] lending. Dan ada exchanger untuk mendukung kripto di pasar dan capital market.
Jahja menyebutkan secara nilai, transaksi di pasar modal masih tertinggi. Namun jika dilihat dari pertumbuhannya, tingkat pertumbuhan transaksi exchanger dengan karena kripto meroket hingga 306 persen YoY, mengalahkan pertumbuhan transaksi di pasar modal (termasuk saham) hanya naik 89 persen.
Kenaikan transaksi digital tertinggi berikutnya adalah dari segmen P2P lending yang tumbuh hingga 160 persen YoY. Transaksi ini dilakukan melalui tiga platform transaksi milik BCA, yakni BCA Mobile, KlikBCA, dan MyBCA.
Baca Juga
"Nah cuma ke depan apakah bisa diekstrapolasi begitu saja ya bisa iya bisa engga karena kita tidak bisa menduga size atau value atau pun volume dari all this transaction itu bisa meningkat gila-gilaan, bisa turun juga tajam. Jadi, ini susah sekali untuk diproyeksikan, tapi apa adanya kami paparkan,kami berikan kepada anda untuk bisa disampaikan, karena ini real bukan ekspektasi." jelas Jahja.
Jahja pun menyebutkan jika dilihat dari sisi pendanaan, current account and savings account [CASA] atau rasio dana murah BBCA meningkat 21,0 persen yoy. Hal ini pun didorong digital payment. Ia pun menyebutkan melalui data BCA 88 persen transaksi di BCA sudah digital, hanya sisa 11,5 persen yang masih membutuhkan ATM.
"Kenapa? Karena butuh cash, uang tunai masih penting jadi itu masih diperlukan, maka itu banyak yang datang ke ATM. Untuk yang melihat saldo di ATM sudah jarang, yang terbanyak itu, dari cash transaction, apakah itu tarik atau setor." tutup Jahja.