Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) akan melakukan penambahan modal melalui skema rights issue sebanyak 925 juta saham seri B dengan nilai nominal Rp250 per saham.
Dalam hasil paparan publik yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, Kamis (28/10/2021), manajemen mengatakan bahwa rights issue akan dilakukan pada kuartal I/2022.
“Dengan harga yang ditentukan kemudian, serta dengan mempertimbangkan hasil penilaian harga wajar dan harga pasar,” demikian penjelasan direksi Bank BJB.
Seperti yang diketahui, rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) telah disetujui dalam RUPS Tahunan pada 6 April 2021.
Seluruh dana right issue setelah dikurangi dengan biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka ekspansi kredit perseroan.
Rencana PMHMETD akan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan sebanyak-banyaknya sekitar 9,40 persen dari modal ditempatkan serta disetor penuh saat ini.
Sementara itu, dalam paparan kinerja kuartal III/2021, BJBR membukukan laba bersih Rp1,4 triliun atau tumbuh 17,5 persen secara tahunan (yoy). Total nilai aset yang dimiliki bank itu tumbuh sebesar 7,9 persen menjadi Rp159,3 triliun.
BJBR juga mencatatkan pertumbuhan kredit hingga 6,9 persen secara tahunan. Total jumlah kredit yang disalurkan mencapai sebesar Rp95,1 triliun.
Tingkat risiko dapat terkelola dengan baik yang mencerminkan terjaganya kualitas penyaluran kredit perusahaan dengan rasio kredit macet (NPL) sebesar 1,3 persen.
BJB mencatat pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 6 persen atau senilai Rp9,75 triliun. Sementara itu, beban bunga menyusut 9 persen dengan nilai Rp 4,09 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih naik 19 persen secara tahunan menjadi Rp5,66 triliun.
Demikian pula, penghimpunan dana pihak ketiga naik 17 persen sepanjang tahun ini dengan total dana masyarakat yang dikumpulkan Rp124,43 triliun.
Kenaikan tersebut berasal dari dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) yang tumbuh sebesar 18 persen dari Rp43,40 triliun menjadi Rp51,34 triliun.