Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pinjol Legal Tertekan, KoinWorks Yakin Kepercayaan Investor Masih Tinggi

Regulasi yang memperkuat posisi platform fintech 'pinjol' legal diyakini mampu mempertahankan kepercayaan investor perusahaan rintisan (startup), baik angel investor maupun perusahaan modal ventura.
Karyawan menunjukan aplikasi KoinWorks saat meluncurkan KoinP2P di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Karyawan menunjukan aplikasi KoinWorks saat meluncurkan KoinP2P di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA - Pemain teknologi finansial (tekfin/fintech) yang bergerak di bidang pinjam-meminjam online atau klaster peer-to-peer (P2P) lending, menilai berbagai tekanan dan cobaan yang menimpa industri tak akan berpengaruh besar terhadap kelangsungan bisnis.

Sebagai gambaran, keributan tersebut terutama berkaitan isu pinjaman online (pinjol) ilegal. Presiden RI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun meminta pemain legal menurunkan bunga pinjaman. Terkini, aktivitas pinjol pun disorot kembali karena diharamkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Salah satu jajaran elit fintech P2P lending dan aggregator dengan branding 'Super Financial App', PT Lunaria Annua Teknologi (KoinWorks) sepakat bahwa pinjol legal masih punya tempat di hati masyarakat dan para investor.

Chief Marketing Officer KoinWorks Jonathan Bryan menjelaskan hal ini tercermin pada pertumbuhan KoinWorks sepanjang 2021 yang masih sesuai rencana. Menurutnya, isu ini hanya memberikan dampak tidak langsung, seperti tingkat kepercayaan masyarakat terhadap fintech.

"Dari sisi kinerja dan bisnis tidak ada pengaruh. Namun, keberadaan entitas ilegal ini memang berpengaruh secara tidak langsung, terutama karena menimbulkan trauma ke masyarakat. Maka, KoinWorks mendukung penuh atas adanya regulasi terbaru dari otoritas, sehingga posisi platform P2P lending resmi seperti KoinWorks semakin kuat dan terpercaya," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (16/11/2021).

Platform yang banyak menjaring peminjam (borrower) segmen pelaku usaha jual-beli di e-commerce atau 'pelapak online' ini pun meyakini regulasi yang bisa memperkuat posisi fintech legal bakal sanggup mempertahankan kepercayaan investor perusahaan rintisan (startup), baik angel investor maupun perusahaan modal ventura.

Terlebih, bagi KoinWorks yang telah memiliki kinerja kuat dan berhasil mencapai titik profitabilitas sejak kuartal II/2021. Rencana memperkuat kapasitas bisnis lewat putaran pendanaan ke Series-C masih sangat memungkinkan.

"Pemodal dan MV, pasti selektif dalam memilih startup yang akan didanai. Buat di klaster lending, saya rasa mereka bukan sedang menghindari, tapi memang sedang ada filter lebih ketat. Oleh karena itu, aturan yang kuat bakal membawa kejelasan mana fintech yang oke, mana yang tidak kuat. KoinWorks sendiri tinggal tunggu tanggal main untuk putaran pendanaan baru dalam waktu dekat," jelasnya.

Selain itu, Jonathan menambahkan KoinWorks juga tidak terpengaruh oleh keputusan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) yang memangkas bunga maksimal pinjaman hingga 50 persen dari ketentuan regulasi. Tepatnya, dari maksimal 0,8 persen per hari menjadi 0,4 persen per hari.

"Bunga harian KoinWorks tidak sampai segitu. Kami paling kecil 9 persen p.a. dan paling besar 15 persen p.a., karena kita pinjaman produktif untuk membantu UKM atau masyarakat, dan tidak akan membebani mereka. Lender [pemberi pinjaman] pun dengan strategi mereka masing-masing, masih bisa mendapatkan return rata-rata 18,37 persen p.a.," ungkapnya.

Sekadar informasi, KoinWorks merupakan salah satu startup fintech berstatus 'centaur' asal Indonesia yang bukan hanya memiliki produk P2P lending, namun juga platform pinjaman karyawan, investasi emas, dan menjadi mitra distribusi surat berharga negara (SBN) resmi pemerintah.

Terkini, kinerja P2P lending lewat KoinP2P KoinWorks per Juli 2021 telah mencapai Rp6,88 triliun sejak berdiri, dengan kontribusi Rp3,4 triliun per Oktober 2021. Tingkat pinjaman bermasalah atau macet di atas 90 hari pun mampu ditekan hanya 1,1 persen saja.

Pengguna yang bergabung dengan KoinWorks sebagai lender maupun borrower telah lebih dari 1,13 juta entitas. Pada tutup buku 2021, platform menargetkan penyaluran pinjaman mampu berada di kisaran Rp4-5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper