Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bocoran KoinWorks Soal Layanan Neobank Sasar UMKM

Besar kemungkinan KoinWorks hanya akan bermain sebagai aggregator layanan perbankan. Menilik arti Neobank pun hanyalah inovasi teknologi yang menawarkan layanan perbankan digital tanpa kantor cabang.
Karyawan menunjukan aplikasi KoinWorks saat meluncurkan KoinP2P di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Karyawan menunjukan aplikasi KoinWorks saat meluncurkan KoinP2P di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA - Manuver ikut mengakomodasi layanan perbankan digital atau Neobank bakal menjadi cara PT Lunaria Annua Teknologi (KoinWorks) membedakan dirinya dengan para kompetitor.

Sebagai gambaran, KoinWorks merupakan salah satu pemain teratas di industri teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending klaster produktif. Di samping itu, nama KoinWorks lewat PT Sejahtera Lunaria Annua juga tercatat sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD/objek regulatory sandbox) di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Langkah ini saja sudah mencerminkan bahwa jargon 'Super Financial App' besutan KoinWorks bakal dibawa ke ranah lebih serius. Apakah menjadi aggregator layanan Neobank menjadi salah satunya?

Dalam sebuah kesempatan berbincang santai dengan Bisnis, Chief Marketing Officers PT Lunaria Annua Teknologi (KoinWorks) Jonathan Bryan belum mau berbicara banyak soal skema pembuatan layanan bank digital yang kabarnya bertajuk KoinWorks NEO atau SME NEObank ini.

Namun, Jonathan memberikan gambaran bahwa layanan yang telah dibangun sejak pertengahan 2020 dan tengah memasuki tahap praregistrasi di laman neo.koinworks.com ini memang akan menjadi fitur paling berpengaruh buat UMKM yang masuk jangkauan ekosistem KoinWorks.

"Mirip dengan bank digital untuk personal, seperti membuka rekening digital, menyimpan uang, menerima pembayaran, melakukan transfer. Bedanya, ada fitur-fitur lain pembantu bisnis yang kami hadirkan. Karena kami lihat UMKM di Indonesia harus lebih mengenal yang namanya manajemen transaksi, keuntungan itu seperti apa, dan mengetahui bagaimana kondisi keuangan mereka terkini," ujarnya, dikonfirmasi Bisnis, Senin (22/11/2021).

Keterangan KoinWorks ketika pertama kali memperkenalkan platform Neobank pun serupa. Fitur utama platform ini memang difokuskan untuk memungkinkan UKM mengkonsolidasikan beberapa rekening bank menggunakan teknologi Optical Character Recognition dan Machine Learning ke dalam laporan keuangan yang mudah dipahami.

Akun Neobank juga memungkinkan pelaku UKM bisa dengan mudah menerima pembayaran dari berbagai sumber, mulai dari e-money seperti GoPay, OVO, dan ShopeePay, VISA, Mastercard, Amex, dan JCB.

Harapannya, fitur-fitur dalam platform ini membantu UMKM membuat keputusan bisnis yang lebih baik, dan akhirnya mendorong akses berbagai layanan finansial oleh perbankan dan fintech hanya dalam satu aplikasi digital saja.

Oleh sebab itu, besar kemungkinan KoinWorks hanya akan bermain sebagai aggregator layanan perbankan. Menilik arti Neobank pun hanyalah inovasi teknologi yang menawarkan layanan perbankan digital tanpa kantor cabang, tidak memiliki bentuk fisik sebagaimana layanan bank pada umumnya, dan hadir sepenuhnya secara online.

Terlebih, ongkosnya berat apabila suatu entitas berniat mengambil lisensi perbankan digital sendiri. Berdasarkan ketentuan OJK, modal awal yang harus dirogoh mencapai Rp10 triliun. Sementara itu, untuk melakukan konversi bank tradisional jadi bank digital, modal yang perlu dipenuhi cukup Rp3 triliun saja sampai batas akhir di penghujung 2022.

Maka, siapa bank digital atau hasil konversi bank konvensional yang akan digandeng KoinWorks untuk menghadirkan SME NEObank? Jonathan belum bisa memberikan statement lebih lanjut.

Namun, Jonathan menekankan bahwa platform ini akan menjadi cara KoinWorks terjun ke salah satu 'blue ocean' layanan keuangan di Indonesia, karena belum ada platform fintech serupa yang terbilang berhasil mengatasi hambatan UMKM lewat teknologi Neobank.

Sebagai gambaran, beberapa hambatan UMKM yang menjadi sorotan tersebut, yaitu fenomena rekening bisnis bercampur rekening pribadi, awareness pelaku UMKM untuk melegalkan bisnisnya dalam bentuk badan usaha, serta rekam jejak keuangan dan credit score yang buruk karena minimnya riwayat penggunaan layanan lembaga keuangan konvensional.

Pada akhirnya, Jonathan menjelaskan dari sisi operasional P2P yang mempertemukan pendana (lender) dan UMKM selaku peminjam dana (borrower), produk Neobank ini akan memberikan manfaat buat kedua pihak.

Bagi lender, UMKM yang telah memiliki rekening bisnis tersendiri, tentu tampak lebih terpercaya dan terbilang lebih aman untuk diguyur pendanaan lebih besar. Sementara bagi borrower, layanan ini akan memberikan kemudahan akses finansial sekaligus tempat membangun rekam jejak keuangan secara lebih profesional.

"Apalagi sekarang ini soal bunga dan biaya layanan [pinjaman online] itu sedang sensitif, ya. Padahal, buat P2P lending produktif sebenarnya simpel. Kalau kami bisa lihat manajemen bisnisnya si UMKM atau pelaku personal business itu ada di posisi baik, hasil dari approval credit rate bisa jauh lebih murah. Makanya, produk baru ini juga upaya membantu para borrower," tambahnya.

Sekadar informasi, KoinWorks merupakan salah satu startup fintech berstatus 'centaur' asal Indonesia yang bukan hanya memiliki produk P2P lending, namun juga platform pinjaman karyawan, investasi emas, dan menjadi mitra distribusi surat berharga negara (SBN) resmi pemerintah.

Terkini, kinerja P2P lending lewat KoinP2P KoinWorks per Oktober 2021 telah mencapai Rp6,88 triliun sejak berdiri, dengan Rp3,42 triliun disumbang kinerja sepanjang 2021. Pada akhir 2021 nanti, KoinWorks menargetkan penyaluran pinjaman mampu berada di kisaran Rp4-5 triliun.

Pengguna yang bergabung sebagai lender maupun borrower KoinWorks telah lebih dari 1,13 juta entitas. Adapun tingkat kredit macet lebih dari 90 hari (TWP90) borrower KoinP2P KoinWorks tercatat hanya 1,1 persen.

Sebagai startup finansial yang masih berkembang, Jonathan mengungkap bahwa KoinWorks kini telah mencapai titik profitabilitas sejak kuartal II/2021. Ke depan, platform berencana memperkuat kapasitas bisnis lewat putaran pendanaan ke Series-C.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper