Bisnis.com, JAKARTA - Platform fintech peer-to-peer (P2P) lending klaster produktif PT Investree Radhika Jaya (Investree) bakal lebih banyak mengincar pelaku UKM yang masuk ke dalam ekosistem pengadaan barang & jasa atau e-procurement.
Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi menjelaskan bahwa ekosistem e-procurement, terutama tender yang berkaitan dengan belanja pemerintah, menjadi salah satu yang paling berpengaruh buat Investree.
"Apalagi di waktu pandemi kemarin, di mana kita melihat belanja pemerintah sedang tinggi-tingginya. Dari pencapaian penyaluran pinjaman Investree yang mencapai Rp3,7 triliun sepanjang tahun ini, mungkin kurang-lebih 30 persen dikontribusikan oleh UKM di ekosistem ini," ujarnya dalam diskusi virtual bagian Bulan Fintech Nasional & Indonesia Fintech Summit 2021, Selasa (23/11/2021).
Terlebih, Investree sejak awal berdiri memang membedakan diri dengan para kompetitor lewat fokus pada penyediaan layanan invoice financing segmen UKM 'papan tengah' yang kerap disebut missing middle.
UKM yang kondisi bisnisnya masih serba tanggung, namun sudah berani masuk ke tender-tender online ini dinilai menjadi segmen yang paling tepat untuk mendapatkan layanan finansial dari P2P lending.
Hal ini turut tergambar dari produk invoice financing dengan rata-rata pinjaman Rp700 juta mengambil porsi 90,7 persen dari total portofolio Investree. Lainnya, buyer financing dengan rata-rata pinjaman Rp560 juta porsinya 2,1 persen, sementara working capital term loan dengan rata-rata pinjaman Rp950 juta porsinya 4 persen.
Baca Juga
Adrian menjelaskan bahwa Investree sendiri memiliki dua platform e-procurement hasil joint venture sebagai kanal utama, yaitu Mbiz dan Garuda Financial. Investree juga menjalin kemitraan langsung dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Mbiz merupakan B2B marketplace yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Bali, sementara Garuda Financial membuka akses pembiayaan kepada UKM yang telah memenangkan tender pengadaan barang dan jasa untuk proyek pemerintah pada platform LKPP.
"Belanja pemerintah ini akan menjadi ekosistem yang menarik karena nilainya besar, potensinya pun ada karena aturan pemerintah juga mengatur 40 persen anggaran pengadaan mereka harus lewat UKM. Potensi proyek buat UKM diproyeksi sekitar 1,9 juta paket. Selain itu, jumlah UKM yang sudah registered di e-katalog dan LPSE [Layanan Pengadaan Secara Elektronik] mencapai kisaran 170.000 entitas," jelasnya.
Sebagai gambaran, sejak 2019 hingga Oktober 2021, Investree melalui Garuda Financial telah memfasilitasi pembiayaan sebesar Rp1,18 triliun kepada 26 borrower yang memenangkan tender proyek pengadaan pemerintah, sehingga berkontribusi sebesar 11 persen terhadap total portofolio pembiayaan Investree secara keseluruhan.
Adapun, selain ekosistem e-procurement, Investree juga akan makin gencar menggandeng berbagai mitra strategis yang memiliki ekosistem digital.
Beberapa ekosistem lain yang telah dijamah Investree, antara lain payment aggregator midtrans dan OY!, SIPLah Blibli, Pengadaan.com, ekosistem pengusaha perempuan ultamikro Gramindo, ekosistem platform aquaculture eFishery, serta klien dari platform freight forwarder digital Andalin untuk mengakomodasi pinjaman talangan biaya ekspor-impor.
"Lewat berkolaborasi dengan ekosistem, akses terhadap data dan informasi lebih kaya, verifikasi lebih baik, prosesnya pun lebih cepat dan makin aman buat para pendana [lender]. Inilah salah satu cara kami terus tumbuh dengan mempertahankan kualitas pendanaan," jelasnya.
Terkini, Investree telah membukukan pinjaman tersalurkan sejak berdiri sebesar Rp10,4 triliun hingga kuartal III/2021. Pinjaman tersalurkan sepanjang 2021 menyumbang porsi Rp3,7 triliun, dengan sisa outstanding Rp1,26 triliun.
Dari segi jumlah pemberi pinjaman (lender) dan peminjam (borrower), tercatat secara kumulatif sudah ada 47 ribu lender dan 7 ribu borrower yang tergabung di Investree.
Terkhusus layanan Investree Syariah, pembiayaan tersalurkan mencapai Rp627,82 miliar sejak berdiri atau berkontribusi sebesar 6 persen terhadap total portofolio keseluruhan. Jumlah borrower Investree Syariah mencapai 168 Perusahaan berbadan hukum PT/CV, sementara jumlah lender mencapai 28.296 entitas.