Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengungkap sejumlah sektor yang potensial untuk dialiri kredit pada akhir tahun ini hingga 2022 mendatang.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin mengatakan bahwa perseroan melakukan analisis terkait dengan sektor mana saja yang akan tumbuh ke depannya.
“Salah satu analisis simpel yang kami lakukan adalah melihat tren pertumbuhan pendapatan domestik bruto dari masing-masing sektor industri, pertumbuhan kredit dan juga NPL [non-performing loan],” ujarnya dalam sebuah webinar, Senin (22/11/2021).
Berdasarkan data Bank Mandiri, terdapat enam sektor industri potensial, yakni jasa kesehatan dan kegiatan sosial; pengadaan listrik, gas, dan air; pertambangan dan penggalian; jasa keuangan dan asuransi; industri pengolahan; real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan.
Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, misalnya, mencatatkan pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar 14,1 persen pada kuartal III/2021. Akan tetapi, hingga Agustus 2021, kredit ke sektor ini masih minus 5,8 persen dengan NPL 1,0 persen.
Pertumbuhan PDB sebesar 7,8 persen juga diraih oleh sektor industri pertambangan dan penggalian. Namun, kredit ke sektor tersebut tumbuh negatif sebesar 6,5 persen pada Agustus 2021, sementara NPL berada di angka 5,5 persen.
Baca Juga
Ahmad mengatakan bahwa sektor-sektor itu dinilai cukup potensial karena memiliki PDB cukup tinggi, tetapi pertumbuhan kredit ke sektor ini masih di bawah rerata nasional. Oleh sebab itu, keenam sektor tersebut berpeluang untuk dialiri kredit ke depanya.
“Ini the biggest opportunity di mana sebenarnya sektornya sudah membaik, prospeknya positif, akan tetapi sektor perbankan belum berani untuk memberikan atau menyalurkan kredit. Jadi, ini adalah peluang di mana kita bisa salurkan kredit,” ujarnya.