Bisnis.com, JAKARTA – Standard Chartered Bank Indonesia membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp229,56 miliar pada kuartal III/2021.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi kuartal III/2021, laba Standard Chartered turun 67 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari laba bersih periode yang sama tahun lalu senilai Rp698,08 miliar.
Penurunan laba disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga sebesar 23 persen yoy atau Rp1,51 triliun. Sementara, beban bunga menyusut sebesar 15 persen yoy atau Rp470,12 miliar pada kuartal III tahun ini. Alhasil, pendapatan bunga bersih turun 26 persen yoy menjadi Rp1,04 triliun.
Selain itu, Standard Chartered Indonesia mencatat kredit yang diberikan naik 24 persen secara year-to-date (ytd) pada kuartal III tahun ini. Kredit yang diberikan sebesar Rp22,11 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp27,41 triliun per 30 September 2021.
Demikian pula pada penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 11 persen ytd dari Rp33,50 triliun menjadi Rp37,02 triliun. Pertumbuhan tersebut berasal dari dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) yang tumbuh sebesar 11 persen ytd, dari Rp26,72 triliun menjadi Rp29,76 triliun.
Dari sana, total aset Standard Chartered Indonesia naik 7 persen ytd. Total aset Standard Chartered Indonesia per 31 Desember 2020 sebesar Rp64,95 triliun naik menjadi Rp69,27 triliun per 30 September 2021.
Baca Juga
Standard Chartered Indonesia juga tercatat mendapatkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di level 2,31 persen secara gross dan 0,59 persen secara net per September 2021.
Untuk NIM dan BOPO, Standard Chartered Indonesia masing-masing sebesar 2,31 persen dan 89,09 persen per September 2021.
Adapun, rasio pengembalian aset (return on asset/ROA) turun menjadi 0,64 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, yakni 2,28 persen. Sementara itu, rasio return on equity (ROE) mencapai 2,70 persen, atau turun dari periode yang sama pada tahun lalu, yakni 9,07 persen.