Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Neo (BBYB) Rajin Rights Issue Tahun Ini, Total Emisi Capai Rp2,75 Triliun

Berdasarkan laporan pasar modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BBYB telah menggelar aksi Penawaran Umum Terbatas atau rights issue sebanyak dua kali, yakni pada Mei dan November 2021.
Karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) tercatat menjadi emiten bank paling rajin menggelar rights issue hingga pekan keempat November 2021.

Berdasarkan laporan pasar modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dikutip pada Selasa (14/12/2021), BBYB telah menggelar aksi Penawaran Umum Terbatas atau rights issue sebanyak dua kali, yakni pada Mei dan November 2021.

Bank Neo Commerce atau BNC mencatatkan jumlah hasil penawaran umum dengan HMETD yang efektif pada 31 Mei 2021 sebesar Rp249,82 miliar. Sementara itu dalam rights issue per November 2021, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.927.162.193 saham baru.

Dari aksi korporasi tersebut, BBYB mengantongi nilai emisi sebanyak Rp2,5 triliun. Artinya, total emisi yang diraih perseroan sepanjang tahun ini sebesar Rp2,75 triliun. Kendati demikian, jumlah ini belum dikurangi dengan biaya penawaran umum.

Langkah penambahan modal dari Bank Neo Commerce tak terlepas dari pemenuhan ketentuan modal inti minimum yang ditetapkan otoritas, yakni Rp2 triliun pada akhir tahun ini. Per 30 September 2021, modal inti tier I BBYB telah menyentuh Rp1,02 triliun.

Dengan demikian, melalui aksi korporasi yang berlangsung pada November 2021, modal inti tier I BBYB telah mencapai Rp3,3 triliun. Ini sekaligus menyelesaikan persoalan ketentuan OJK untuk bank kecil yakni memiliki modal inti Rp3 triliun pada 2022.

Hal ini pun dipertegas oleh direksi BBYB yang menyatakan bahwa modal inti perusahaan akan berjumlah lebih dari Rp3 triliun pada Desember 2021.

“Dalam perjalanannya kami berkomitmen untuk membuat bank kami lebih solid, sehingga kami melakukan perkuatan modal inti, sehingga modal inti kami lebih dari Rp3 triliun pada Desember 2021,” kata Plt Direktur Risiko dan Kepatuhan Bank Neo Commerce Aditya Windarwo dalam konferensi pers virtual awal Desember 2021.

Dalam prospektusnya, BBYB akan menggunakan 40 persen dari hasil rights issue terbarunya untuk operasional. Sekitar 30 persen digunakan untuk pengembangan teknologi, dan masing-masing 15 persen untuk ekspansi kredit dan penguatan rasio cadangan aset.

Dengan proporsi tersebut, perseroan akan menggunakan sekitar Rp927,46 miliar untuk operasional, Rp695,6 miliar untuk pengembangan teknologi, Rp347,8 miliar untuk ekspansi kredit dan Rp347,8 miliar untuk tambahan rasio pencadangan aset (CAR).

Aditya mengungkapkan bahwa sepanjang tahun berjalan, BBYB telah mencapai beberapa tonggakan penting. Contohnya, per Maret 2021, perseroan meluncurkan aplikasi neobank. Peluncuran aplikasi tersebut merupakan yang pertama bagi perseroan.

BBYB juga terus melengkapi fitur-fitur lain, salah satunya dengan menambahkan fitur Neo Jurnal. Fitur ini digunakan untuk mengatur regular saving account secara fleksibel, mulai dari alokasi dana untuk memulai bisnis, membeli barang impian, maupun keperluan lain. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper