Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BGTG dan BMAS Huni Top Losers. Lanjut Koreksi Hari Ini?

Saham BGTG terkoreksi 6,83 persen ke level Rp300, sedangkan saham BMAS terkoreksi 6,81 persen ke level Rp2.190 pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (22/12/2021).
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Dua saham bank kecil menjadi penghuni jajaran saham top losers pada perdagangan kemarin, Rabu (22/12/2021).

Dua saham bank kecil tersebut, yakni PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) dan PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS). Saham BGTG terkoreksi 6,83 persen ke level Rp300, sedangan saham BMAS terkoreksi 6,81 persen ke level Rp2.190.

Saham BGTG mencatatkan koreksi 4 hari beruntun sejak perdagangan akhir pekan kemarin. Dalam sepekan terakhir, sahamnya sudah terkoreksi 13,79 persen.

Adapun saham BMAS mencatatkan koreksi sejak perdagangan awal pekan ini. Selama tiga hari beruntun, sahamnya amblas lebih dari 6 persen. Dalam sepekan terakhir, saham BMAS sudah terkoreksi 13,78 persen.

Sebagai informasi, Bank Ganesha telah mendapatkan restu pemegang saham atas rencana rights issue sebanyak-banyaknya 5,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp.100 per saham. Berdasarkan ketentuan otoritas, aksi tersebut diperkirakan berlangsung pada 2022.

“Jumlah tersebut setidaknya mencapai 50 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan, dengan harga yang akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam Prospektus PMHMETD dengan memerhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku,” tulis keterangan resmi Bank Ganesha.

Sementara itu, manajemen Bank Maspion menyatakan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material lain yang dapat mempengaruhi nilai efek perseroan. Hal itu disampaikan direksi perseroan untuk menindaklanjuti permintaan penjelasan oleh Bursa terkait dengan Unusual Market Activity (UMA) atas peningkatan harga saham BMAS.

"Maka perlu kami sampaikan bahwa sampai dengan saat ini perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material lain yang dapat mempengaruhi nilai efek perseroan selain informasi terakhir yang telah disampaikan oleh perseroan kepada publik melalui website Bursa dan perseroan pada tanggal 7 Desember 2021 terkait laporan bulanan registrasi pemegang efek," terang direksi dalam keterbukaan informasi, Senin (20/12/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper