Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memproyeksikan penyaluran kredit akan tumbuh 8 persen hingga 10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2022.
Ekspansi kredit ini sejalan dengan upaya perseroan dalam mendorong pemulihan ekonomi, terutama pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Chief Economist BRI Anton Hendranata mengatakan sektor UMKM terdorong pulih berkat daya beli masyarakat yang membaik sejak tahun ini. Selain itu, Anton menyebut kondisi ini membuka peluang bagi BRI untuk meningkatkan penyaluran permodalan pelaku UMKM.
Anton mengatakan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan melesat di kisaran 4,8 persen – 5,3 persen yoy pada 2022, apabila sektor UMKM bangkit dan pandemi Covid-19 tetap terkendali.
“Demand yang meningkat dan konsumen yang semakin konsumtif sangat mendukung pertumbuhan kredit. Apalagi UMKM yang karakteristiknya unik di mana sektornya cepat terdampak bila mobilitas dibatasi, tapi juga cepat rebound saat mobilitas meningkat,” kata Anton dalam keterangan tertulis, Selasa (21/12/2021).
Adapun, proyeksi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di BRI pada 2022 berada di kisaran 5,14 persen hingga 6,84 persen yoy.
Baca Juga
Kendati demikian, likuiditas perseroan masih memiliki ruang untuk ekspansi kredit karena rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) masih berada di level 83 persen, atau di bawah batas bawah regulator sebesar 92 persen.
“Kunci utama dari akselerasi pemulihan ekonomi, masihlah dengan tetap menjaga pengendalian pandemi Covid-19. Dengan begitu, penyaluran kredit dapat terjaga meski ada potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), BI-7Days Reverse Repo Rate (BI-7DRR),” jelasnya.
Sementara itu, BRI memperkirakan BI-7DRR akan menanjak menjadi 4,25 persen hingga 4,50 persen atau lebih tinggi dibandingkan posisi saat ini, yakni sebesar 3,50 persen.