Bisnis.com, SOLO - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki andil yang besar dalam menyusun kebijakan keuangan berkelanjutan di sektor keuangan guna mendukung implementasi ekonomi hijau.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan kebijakan itu dimulai dengan penerbitan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I (2015-2020).
"Melalui POJK Nomor 51 Tahun 2017, OJK mewajibkan lembaga jasa keuangan untuk menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan [RAKB]. Selain itu, terdapat kewajiban bagi lembaga jasa keuangan, emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan Laporan Keberlanjutan [Sustainability Report],” katanya dalam sambutan acara seminar Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan Dalam Ekosistem UMKM dan Ekonomi Hijau yang digelar secara hybrid di Solo, Selasa (28/12/2021).
Hasilnya, lanjut dia, Indonesia memperoleh peringkat satu berdasarkan survei tentang tingkat kepercayaan terhadap perusahaan yang menyampaikan laporan kinerja keberlanjutan dari Globescan and Global Reporting Initiative pada 2020.
Wimboh menambahkan pencapaian lainnya dari implementasi roadmap keuangan berkelanjutan tahap I di antaranya penerbitan global sustainability/green bond oleh BRI sebesar US$1,9 miliar, PT SMI Rp500 miliar, Bank Mandiri US$300 juta, green loans US$55,9 miliar, dan Blended Finance US$2,46 miliar.
Selain itu, delapan bank yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, Bank Muamalat, BSI, Bank BJB, dan Bank Artha Graha tergabung sebagai first movers telah membentuk Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia.
“OJK juga telah membentuk Task Force Keuangan Berkelanjutan di mana kick-off-nya pada awal Oktober lalu. Kehadiran Task Force ini menjadi suatu platform koordinasi sektor jasa keuangan yang terintegrasi untuk ekosistem Keuangan Berkelanjutan di Indonesia serta meningkatkan green financing oleh lembaga jasa keuangan.”
Wimboh menjelaskan OJK juga akan terus melakukan pengembangan keuangan berkelanjutan tidak hanya dari sektor perbankan, namun juga pasar modal.
“Di antaranya melalui pengembangan ESG Leaders Indeks dan Indeks Sri Kehati, serta dalam mendukung operasionalisasi carbon market di Indonesia," ujar Wimboh.
Terkait dengan pertanian berbasis hijau, Wimboh berkeyakinan bahwa sektor ini mampu membuka lapangan pekerjaan baru. Hal ini disebabkan bahwa saat ini masih terdapat lahan luas dan teknologi pertanian terkini yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh para petani Indonesia.
Hadir dalam acara ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan sambutan secara online.