Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakal Luncurkan Kredit Digital, Begini Gerak Saham BBYB hingga ARTO di 2021

Bagaimana pergerakan ketiga saham emiten banktersebut dalamsetahun terakhir?
Karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW), dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mengumumkan akan meluncurkan layanan kredit digital atau digital lending pada tahun ini.

Lantas, bagaimana pergerakan ketiga saham emiten bank tersebut dalam setahun terakhir?

Berdasarkan data RTI, saham BBYB ditutup terkoreksi pada perdagangan hari terakhir di tahun 2021, Kamis (30/12/2021), yakni melemah 2,95 persen ke level Rp2.630 per saham. Sepanjang perdagangan, saham Bank Neo Commerce bergerak di rentang Rp2.630-Rp2.740 dan dibuka ke level Rp2.710.

Saham Bank Neo Commerce tumbuh 422,73 persen secara year-to-date (ytd) dan melesat 341,98 persen dalam setahun terakhir.

Adapun volume yang diperdagangkan sebanyak 30,93 juta saham dengan turnover senilai Rp82,51 miliar. Dengan demikian, bank yang bersandi BBYB itu memiliki kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) sebanyak Rp24,78 triliun.

Beralih ke saham Bank QNB Indonesia, bank dengan kode emiten BKSW itu terpantau tumbuh 81,13 persen baik secara ytd maupun dalam setahun terakhir. Sepanjang perdagangan per 30 Desember 2021, saham BKSW bergerak di rentang Rp187-Rp198 dan dibuka ke level Rp192 per saham.

Untuk volume yang diperdagangkan, saham BKSW tercatat diperdangkan sebanyak 25,15 juta dengan turnover senilai Rp4,83 miliar. Dengan demikian, kapitalisasi pasar milik Bank QNB Indonesia menjadi Rp3,92 triliun.

Sama halnya dengan saham Bank Neo Commerce, saham Bank Jago juga terkoreksi pada perdagangan hari terakhir di tahun 2021, yakni melemah 6,57 persen ke level Rp16.000 per saham. Sepanjang perdagangan, saham ARTO bergerak di rentang Rp16.000-Rp17.250 dan dibuka ke level Rp17.125.

Saham Bank Jago naik 312,60 persen secara ytd dan tumbuh 390,97 persen dalam setahun terakhir. Sementara itu, volume yang diperdagangkan sebanyak Rp30,78 juta dengan turnover senilai Rp511,98 miliar. Dengan begitu, saham ARTO memiliki market cap sebesar Rp221,70 triliun.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan mengatakan perseroan bakal meluncurkan layanan digital lending pada Januari 2022. Langkah itu diambil seiring proyeksi yang menyebutkan proses digitalisasi di Tanah Air akan semakin menggeliat pada tahun-tahun mendatang.

“Terdekat kami telah meluncurkan layanan digital lending di ekosistem kami dan akan tersedia di pertengahan Januari di aplikasi neobank,” ujar Tjandra saat paparan publik, Rabu (29/12/2021).

Penyaluran kredit dari emiten bank bersandi BBYB ini akan tersedia dalam dua model, yakni melalui ekosistem Akulaku yang sudah lebih dulu dilakukan, kemudian melalui aplikasi neobank.

“Kami sudah mulai bekerja sama dengan beberapa partner di 2021 untuk loan channeling dan dalam bentuk aset-aset lainnya. Jadi, kami memungkinkan berkolaborasi dengan ekosistem lainnya, tidak hanya Akulaku,” katanya.

Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan Indosat Ooredoo, Billy Nikolas, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, menyatakan emiten telekomunikasi itu akan memasarkan produk Bank QNB di berbagai saluran pemasaran, seperti melalui aplikasi, SMS, dan saluran luring.

Produk digital bernama UCan tersebut dapat dilihat di aplikasi myIM3. UCan menawarkan dua pilihan menu, yakni tarik tunai dan UCan Save. Menu tarik tunai merupakan fitur kredit yang menawarkan dana Rp15 juta dengan limit lebih tinggi dan memiliki tenor lebih panjang.

Selain kedua emiten bank di atas, Bank Jago juga akan menyalurkan kredit secara langsung melalui aplikasinya pada 2022.

Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar mengatakan saat ini semua pinjaman disalurkan melalui partnership lending, baik dengan perusahaan pembiayaan maupun peer-to-peer (P2P) lending.

Beberapa partner Bank Jago dalam menyalurkan kredit hingga sampai saat ini di antaranya Home Credit, BFI Finance, Kredit Pintar, Akseleran, Investree, AdaKami, Modal Rakyat, dan Atome.

Kharim juga menyebutkan ke depan, ARTO juga akan memulai penyaluran kredit melalui aplikasinya pada tahun depan. "[Lending melalui aplikasi] bisa dimulai pada 2022, karena harus mencari customer base yang besar dan bisa build analytic untuk lending," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper