Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju Kredit Sindikasi Bakal Bergairah, ini Pendorongnya

Naiknya penyaluran kredit sindikasi dari perbankan pada 2022 diperkirakan bakal terdorong oleh sejumlah sentimen, salah satunya berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional.
Ilustrasi rupiah. /Bisnis.com
Ilustrasi rupiah. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Terkendalinya kasus Covid-19 dan proyeksi berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional disebut akan mendorong laju penyaluran kredit sindikasi dari perbankan pada 2022.

Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Mucharom mengatakan realisasi proyek-proyek besar dari sejumlah perusahaan korporasi pada akhir tahun lalu, semakin membuka peluang bagi perbankan untuk meningkatkan pembiayaan sindikasi.

Dia menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diproyeksikan berada di kisaran 3,7 persen hingga  4,5 persen, akan menjadi modal optimisme pemulihan perekonomian nasional dan ekspektasi pelaku ekonomi di 2022. 

“Kondisi tersebut diharapkan memberikan dampak terhadap kinerja industri perbankan. Di mana, Pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan masih relatif tinggi di tengah pandemi, dan di sisi kredit sudah mulai mengalami pertumbuhan positif sejak pertengahan 2021,” ujarnya, Jumat (31/12/2021).

Mucharom meyakini bahwa bekal kapasitas dan kecakapan perseroan bakal menciptakan sederet peluang baru kerja sama kredit sindikasi ke depannya. Hal itu dinilai sejalan dengan strategi bisnis perseroan, yang fokus pada penyaluran kredit debitur korporasi top tier.

Di sisi lain, lanjutnya, proyek hijau atau green loan juga terus menunjukkan kebutuhan pembiayaan ticket size besar sekaligus berkualitas. Besarnya potensi green loan diharapkan dapat menjadi motor pendorong kinerja kredit sindikasi BNI.

Hingga kuartal III 2021, pembiayaan sindikasi BNI masih berjalan sesuai dengan pipeline. BNI telah menyelesaikan beberapa kesepakatan sindikasi strategis termasuk pembiayaan proyek Tol Cijago (Tol Cinere – Jagorawi).

Sementara itu, optimisme peningkatan kredit sindikasi pada tahun ini juga diungkapkan oleh Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan.

Menurutnya, kredit sindikasi dari perbankan akan lebih baik dibandingkan 2021. Proyeksi ini tidak terlepas dari terkendalinya kasus pandemi Covid-19 dan membaiknya perekonomian nasional.

Kendati demikian, peningkatan laju penyaluran kredit sindikasi dinilai tidak berjalan agresif. Dia menilai tumbuhnya permintaan kredit tersebut akan sejalan dengan fase pemulihan ekonomi.

“Peningkatannya bertahap seiring dengan pemulihan ekonomi. Faktor yang menentukan adalah belanja investasi pemerintah dan swasta,” ujar Trioksa saat dihubungi Bisnis, Minggu (2/1/2022).

Berdasarkan data Bloomberg hingga 30 Desember 2021, total pembiayaan oleh bank dan lembaga keuangan secara sindikasi mencapai sebesar US$21,55 miliar atau setara Rp306,91 triliun dari total 69 transaksi. Adapun, pada 2020, total pembiayaan secara sindikasi mencapai US$23,9 miliar atau setara Rp334,56 triliun.

Di sisi lain, penyaluran kredit sindikasi hingga 30 Desember 2021 mengalir deras ke sektor industri dengan raihan US$6,024 miliar. Disusul sektor bahan baku mencapai US$5,39 miliar, utilitas US$3,23 miliar, consumer staples US$2,76 miliar, dan finansial US$2,29 miliar.

Adapun pada 2020, komposisi sektor yang mendapatkan kredit sindikasi terbesar adalah sektor utilitas senilai US$5,8 miliar, consumer staples US$4,65 miliar, dan finansial US$4,56 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper