Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Baru Laris, Kredit Multifinance Mulai Tumbuh pada Akhir 2021

Untuk pertama kalinya sejak era pandemi, jumlah total utang di industri leasing ini tumbuh signifikan secara bulanan, mencapai 0,99 persen (month-to-month/mtm).
Multifinance/Istimewa
Multifinance/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Piutang pembiayaan alias outstanding industri pembiayaan (multifinance/leasing) mulai keluar dari tren selalu terkoreksi setiap bulan. 

Hal ini tergambar dari data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait kinerja industri yang diramaikan 162 perusahaan pembiayaan ini per November 2021.

Kendati piutang pembiayaan neto industri senilai Rp362,52 triliun masih terkoreksi 3,5 persen (year-on-year/yoy) dan 1,9 persen (year-to-date/ytd), tetapi untuk pertama kalinya sejak era pandemi jumlah total utang ini tumbuh secara bulanan, mencapai 0,99 persen (month-to-month/mtm). 

Sebelumnya, piutang industri sempat mulai positif pada pertengahan kuartal I/2021 menuju kuartal II/2021 karena beberapa pendorong, seperti diskon pajak barang mewah (PPnBM) mobil baru yang ditanggung pemerintah. Namun, lonjakan pandemi Covid-19 jilid II memukul mundur lagi kinerja piutang industri pembiayaan. 

Apabila dilihat berdasarkan objek pembiayaan dengan total outstanding kotor Rp387,33 triliun, pendorong kenaikan outstanding pada pertengahan kuartal IV/2021 ini disumbang mobil baru yang naik 0,8 persen (mtm), tepatnya dari Rp109,57 triliun ke Rp110,45 triliun. 

Kinerja objek yang menyumbang piutang terbesar buat industri leasing ini terbilang positif, karena walaupun secara umum outstanding mobil baru masih terkoreksi 2,8 persen (yoy) dari periode yang sama tahun lalu dan 1,5 persen (ytd) dari akhir 2020, tetapi melanjutkan tren terus meningkat sejak September 2021.

Adapun, objek penyumbang piutang jumbo lain yang juga naik secara bulanan, antara lain turut disumbang kredit alat berat, mesin pabrik, mobil komersial, sepeda motor baru, barang-barang elektronik, barang konsumsi lain-lain, berbagai kredit untuk aktivitas jasa, dan kredit modal kerja. 

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno sebelumnya memproyeksi bahwa sepanjang 2021 outstanding industri multifinance masih akan terkoreksi di kisaran 3-5 persen (yoy), dengan proyeksi paling optimistis terkoreksi di kisaran 1 persen (yoy) saja. 

Apabila kredit multiguna terus pulih secara perlahan, sementara segmen korporasi juga bisa mendorong outstanding kredit investasi dan modal kerja bertahan, pertumbuhan total outstanding kotor industri multifinance dipercaya bisa mulai positif 3 persen (yoy) atau menyentuh kisaran Rp395 triliun pada akhir 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper