Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno optimistis kinerja industri pembiayaan atau multifinance akan semakin membaik tahun ini.
Perbaikan kinerja industri pembiayaan mulai terlihat di sepanjang 2021. Suwandi menyebut, per September 2021, laba industri pun telah meningkat 128 persen year on year (yoy).
Menurutnya, pertumbuhan bisnis industri pembiayaan tersebut turut didorong oleh adanya insentif pajak barang mewah (PPnBM).
"Kami yakin ini terus membaik. Bahkan di 2021, terkait adanya insentif PPnBM, industri kami terus meningkat," ujarnya dalam acara Silaturahmi Virtual Tahun 2022 Baru Sektor Jasa Keuangan, Selasa (4/1/2022).
Meski telah mengalami perbaikan, Suwandi memperkirakan pembiayaan industri multifinance sepanjang tahun lalu masih akan terkoreksi di kisaran 3-5 persen yoy. Angka ini sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan capaian kinerja industri multifinance sepanjang 2020 yang mendapat tekanan cukup besar, sehingga terkoreksi cukup dalam hingga 18 persen.
Dia juga melihat dukungan pendanaan dari perbankan sudah mulai mengalir ke industri multifinance. Hal ini semakin menambah optimisme pelaku usaha industri multifinance.
Baca Juga
"Kami harapkan sinergi perbankan dengan industri pembiayaan dapat terus kita eratkan karena kami sangat bergantung dari perbankan dananya, sebab kami adalah nondeposit banking," katanya
Di sisi lain, sebanyak 70 persen nasabah-nasabah industri multifinance juga telah kembali membayarkan cicilannya dengan normal. Menurut Suwandi, hal ini menjadi pencapaian yang menggembirakan bagi industri.
"Lebih dari 5,7 juta debitur yang kami restrukturisasi dari 23 juta debitur. Namun, hari ini, ceritanya luar biasa baik, lebih dari 70 persen seluruh nasabah-nasabah industri kami telah kembali membayar cicilan dengan normal. Ini pencapaian yang sangat baik," tutur Suwandi.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Riswinandi mengapresiasi capaian kinerja industri keuangan nonbank yang masih bisa bertumbuh di tengah pandemi Covid-19, serta upaya para pelaku usaha untuk menjaga kesehatan perusahaan.
"Kami berharap di 2022, kita bisa pertahankan yang sudah dicapai dan tentu diupayakan kalau bisa ditingkatkan. Mudah-mudahan kekurangan di industri asuransi, pembiayaan, P2P lending yang menjadi sorotan masyarakat bisa kita atasi dan perbaiki bersama. Mudah-mudahan ke depan, IKNB semakin berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional," kata Riswinandi.