Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank UOB Indonesia dan Citibank, N.A., Cabang Indonesia telah meneken penandatanganan perjanjian jual beli aset dan liabilitas pada hari ini, Jumat (14/1/2022).
Hal itu disampaikan manajemen Bank UOB Indonesia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (14/1/2022), disebutkan perseroan akan membeli aset dan liabilitas bisnis konsumer dari Citibank, N.A., Cabang Indonesia, setelah diperolehnya persetujuan-persetujuan regulator.
“Jumlah pembayaran tunai akan didasarkan pada aset bersih dan premium sebesar Rp1.051.385 juta [Rp1,05 triliun],” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (14/1/2022).
Manajemen mengungkapkan bahwa sumber dana untuk transaksi tersebut berasal dari dana internal perseroan. Adapun, pembayaran akan dilakukan secara tunai pada tanggal penutupan usulan transaksi.
Selain itu, manajemen menekankan bahwa tidak terdapat hubungan afiliasi antara Bank UOB Indonesia dan Citibank, N.A., Cabang Indonesia.
Meski demikian, manajemen mengungkapkan bahwa informasi atau fakta material yang diungkapkan tidak memiliki dampak signifikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan.
Baca Juga
Pada hari ini pula, anak perusahaan United Overseas Bank Limited (UOB) telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi bisnis konsumer milik Citigroup di empat kawasan Asean, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Melalui aksi ini, UOB Group menggelontorkan dana senilai S$5 miliar atau setara dengan Rp53,21 triliun. Bisnis ini mencakup portofolio bisnis pinjaman tanpa agunan dan pinjaman beragunan, wealth management dan retail deposit atau tabungan segmen ritel.
“Akuisisi ini merupakan kesempatan yang luar biasa yang datang pada saat yang tepat, suatu deal transformational yang akan mengukuhkan posisi kami sebagai bank regional terkemuka,” ujar Deputy Chairman dan Chief Executive Officer UOB, Wee Ee Cheong dalam media briefing secara virtual, Jumat (14/1/2022).
Melalui akuisisi ini, UOB melipatgandakan bisnis ritel perusahaan di empat negara. Dengan demikian, lanjut Cheong, posisi kepemimpinan pasar UOB dapat meningkat dan juga mempercepat target pertumbuhan perusahaan agar dapat dicapai 5 tahun lebih cepat.