Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diskon PPnBM Lanjut, Clipan Finance (CFIN) Makin Optimistis Kejar Target

Clipan Finance (CFIN) menyatakan perpanjangan diskon PPnBM mempermudah perseroan mengejar target pembiayaan baru menembus Rp6 triliun di akhir 2022.
Ilustrasi Clipan Finance / istimewa
Ilustrasi Clipan Finance / istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Target tinggi yang dibidik perusahaan pembiayaan PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) tampak semakin realistis, didorong kebijakan pemerintah memperpanjang insentif pajak barang mewah (PPnBM) buat mobil baru. 

Direktur Utama CFIN Harjanto Tjitohardjojo mengungkap bahwa kebijakan ini harapannya mempermudah CFIN mengejar target pembiayaan baru menembus Rp6 triliun di akhir 2022, dengan separuhnya berasal dari kontribusi kredit mobil baru. 

Terlebih, dalam bocoran rencana teknis pengenaan diskon PPnBM dari pemerintah, tipe mobil yang akan mendapatkan insentif, yaitu segmen low cost green car (LCGC) dan segmen mobil sejuta umat dengan harga di bawah Rp250 juta. 

"Kami menyambut baik kebijakan ini. Semoga bisa kembali menjadi stimulus bagi industri otomotif sekaligus industri pembiayaan. Apalagi, segmen yang rencananya mendapat insentif itu memang volume maker, kebanyakan debitur masuk [menyumbang outstanding] dengan mobil di harga Rp250 juta ke bawah," jelasnya, Selasa (18/1/2022). 

Sebagai informasi, rencananya jenis mobil LCGC yang kini memiliki tarif PPnBM sebesar 3 persen, nilai pengenaan pajaknya akan ditanggung penuh oleh pemerintah pada sepanjang kuartal I/2022. Kemudian mengecil hanya 2 persen pada kuartal II/2022, dan berlanjut hanya 1 persen pada kuartal III/2022.

Sementara itu, untuk segmen kendaraan dengan harga Rp200 juta sampai 250 juta yang notabene dikenakan PPnBM sebesar 15 persen, pada kuartal I/2022 ini diberikan insentif sebesar 50 persen, sehingga masyarakat hanya membayar PPnBM sebesar 7,5 persen. 

Harjanto meyakini bahwa pasar otomotif sepanjang 2022 akan kembali moncer, baik untuk mobil baru maupun bekas. Terdorong karena tahun ini dinilai sebagai waktu yang tepat untuk upgrade kendaraan yang lebih sesuai regulasi, yaitu lebih rendah emisi dan hemat bahan bakar. 

Terlebih, masih ada kalangan masyarakat dan korporasi yang selama dua tahun belakangan masih menahan diri untuk mengganti kendaraan, alias masih wait n see karena kondisi keuangannya masih belum pulih betul di era normal baru. 

"Selama pandemi ini masih banyak juga perusahaan menunda kredit investasi, belum sempat menambah aset. Perorangan juga sama, masih banyak yang wait n see untuk berganti kendaraan, menunggu kondisi perekonomiannya pulih," tambahnya. 

Sekadar informasi, anak usaha PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PaninBank/PNBN) ini membukukan pembiayaan baru Rp3,6 triliun sepanjang 2021 atau tercatat melampaui target Rp3,5 triliun, di mana Rp1,76 triliun atau lebih dari separuhnya berasal dari kontribusi mobil baru. 

Artinya, CFIN membidik pertumbuhan di atas 60 persen (year-on-year/yoy) pada periode ini. Sebagai perbandingan, sebelum pandemi atau sepanjang periode 2019 total booking CFIN berada di Rp8,17 triliun. Sementara pada periode 2020, total booking CFIN anjlok ke Rp2,38 triliun akibat dampak pandemi Covid-19. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper