Bisnis.com, JAKARTA – PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) bersama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menjalin kerja sama untuk menghadirkan fasilitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR di Pulau Jawa.
Dengan kerja sama tersebut, mitra usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan mitra warung dapat mengakses KUR dari BNI dengan suku bunga 6 persen per tahun, dengan tenor 3 tahun.
Untuk mendapatkan fasilitas ini, mitra UMKM dan mitra warung harus terdaftar dan bertransaksi terlebih dahulu pada aplikasi lokapasar atau marketplace dari Surge, yakni Linistore. Surge juga akan melakukan kurasi para mitra berdasarkan data penjualan harian, serta memberikan rekomendasi kepada BNI untuk proses kredit yang diajukan.
Surge melalui emiten anak usahanya, PT Jaringan Logistik Indonesia (JLI), tercatat telah mengelola puluhan gudang Koperasi Unit Desa (KUD). Dalam waktu 7 bulan beroperasi, Surge memiliki lebih dari 22.000 mitra yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari.
CEO Surge Hermansjah Haryono menyampaikan bahwa program ini diharapkan mampu mendorong mitra UMKM dan warung naik kelas, sehingga membangkitkan gairah ekonomi mikro di seluruh Pulau Jawa.
“Lewat fasilitas pembiayaan melalui program KUR BNI, mitra UMKM dan mitra warung akan lebih mudah memperbesar skala bisnis usaha mereka,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (18/1/2022).
Baca Juga
Hermansjah menambahkan bahwa dengan kerja bersama BNI dan beberapa bank lainnya, Surge menargetkan lebih dari 5 juta mitra UMKM dan warung dapat mengakses fasilitas pinjaman itu.
Sementara itu, BNI telah menetapkan alokasi dana KUR pada 2022 mencapai Rp38 triliun. Jumlah ini meningkat 22,7 persen dari alokasi tahun lalu, yang sebesar Rp30,95 triliun.
Peningkatan itu sejalan dengan kenaikan plafon KUR dari pemerintah menjadi Rp373,17 triliun untuk tahun ini, tumbuh 30,9 persen dibandingkan dengan 2021, yakni Rp285 triliun. Hal ini juga tidak terlepas dari upaya pemerintah yang ingin meningkatkan pembiayaan UMKM perbankan menjadi 30 persen pada 2024.
“Kami cukup yakin untuk penyaluran KUR akan sesuai alokasi pemerintah. Terlebih, kami melihat permintaan dan kinerja KUR BNI yang sangat baik,” ujar Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto beberapa waktu lalu.
Sis Apik menuturkan alokasi KUR BNI akan dimanfaatkan untuk menjaga momentum pertumbuhan segmen UMKM perseroan, yang saat ini sedang mengalami kenaikan permintaan.
BNI juga bakal memanfaatkan alokasi KUR untuk mendorong pertumbuhan usaha kecil di sektor komoditas, khususnya pada 8 klaster unggulan, yakni klaster padi, jagung, sawit, tebu, jeruk, klaster tanaman hias, klaster kopi, dan porang.
“Melalui pendekatan strategi tersebut kami yakin dapat meningkatkan kontribusi dalam mendorong realisasi target pembiayaan kepada UMKM sebesar 30 persen di tahun 2024 sesuai dengan apa yang telah dicanangkan pemerintah,” pungkasnya.