Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) pada tahun ini akan fokus menjangkau kalangan UMKM unbanked dan underserved atau yang belum mendapatkan akses layanan perbankan melalui ekosistem bank digital.
President Director Amar Bank, Vishal Tulsian, menyatakan hal tersebut akan dilakukan sembari fokus pada pertumbuhan yang menguntungkan.
“Ada banyak UMKM yang membutuhkan pendanaan. Strategi kami adalah berfokus pada kebutuhan mereka dan meningkatkan kredit untuk UMKM. Jadi kami akan meningkatkan pinjaman kami lebih banyak lagi untuk UKM dan UMKM,” ujarnya, Rabu (2/2/2022).
Menurut Vishal, masyarakat yang belum memiliki rekening (unbanked) dan kurang terlayani (underserved) mengalami pukulan ekonomi lebih keras akibat Covid-19.
Oleh sebab itu, Amar Bank sebagai perusahaan fintech pertama di Indonesia yang memiliki lisensi perbankan, berkomitmen melayani kedua segmen tersebut melalui dua produk perseroan, yakni Tunaiku sebagai platform pinjaman digital dan Senyumku.
“Kedua produk digital kami ini sudah menggunakan teknologi big data dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence,” kata Vishal.
Dari segi prospek bisnis, Vishal menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia terus meningkat, dan saat ini sudah mendekati 200 juta orang. Oleh karena itu, Amar Bank melihat potensi pertumbuhan besar untuk bank digital pada 2022.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menuturkan bahwa pemenang persaingan di era bank digital adalah mereka yang memiliki ekosistem besar.
Menurutnya, bank pemenang persaingan saat ini bisa saja tersingkir apabila tidak bisa mengantisipasi persaingan baru perbankan di era digital.
“Keunggulan bank digital semakin besar ketika bank tergabung dalam sebuah ekosistem yang memberikan semua layanan yang dibutuhkan oleh nasabah. Semakin besar dan lengkap ekosistem digital yang terkoneksi dengan bank digital, semakin unggul bank digital,” tutur Piter.
Dia menambahkan ekosistem sangat dipengaruhi oleh kemauan untuk berkolaborasi dengan ekosistem lain yang akan membesarkan ekosistem dari bank tersebut.
Alhasil, meskipun bank memiliki modal besar tetapi enggan berkolaborasi, maka bisa kalah dalam membangun ekosistem dengan bank-bank yang lebih kecil, tetapi mau berkolaborasi dengan berbagai ekosistem layanan digital lain.