Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didominasi Belanja IT, BRI (BBRI) Alokasikan Capex hingga Rp8 Triliun di 2022

BRI (BBRI) mengalokasikan lebih dari separuh dari belanja modal tahun ini untuk memperkuat digitalisasi.
Salah satu kantor Bank BRI/bri.co.id
Salah satu kantor Bank BRI/bri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp7 triliun - Rp8 triliun pada 2022. Belanja modal tersebut didominasi untuk penguatan digitalisasi.

Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan perseroan menganggarkan capex sekitar Rp7 triliun - Rp8 triliun setiap tahun. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuhnya dialokasikan untuk belanja modal IT.

"Dan 57 persen dari anggaran tersebut kita alokasikan untuk capex IT. Jadi sedemikian concern kita terhadap transformasi digital kita yang basisnya adalah IT," terangnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (7/2/2022).

BRI memang terus memperkuat aspek digitalisasi untuk menghasilkan model bisnis baru. Sunarso mengungkapkan model bisnis baru yang mengandalkan digitalisasi dipercaya dapat membawa efisiensi dalam operasional BRI Group.

Dia membeberkan bahwa BRI saat ini menerapkan konsep hybrid bank yang memastikan masyarakat yang belum terlalu familiar terhadap digitalisasi bisa tetap terlayani. BRI mengacu pada tiga prinsip utama dalam menerapkan hybrid bank.

Pertama, digitalisasi proses bisnis untuk mendongkrak produktivitas serta efisiensi. Implementasi efisiensi bisnis proses ini dapat ditunjukan dari layanan BRImo, BRISpot, serta BRILink.

Kedua, menyertakan digitalisasi BRI dalam ekosistem bisnis. Penetrasi ke ekosistem digital ini berimplikasi positif terhadap pertumbuhan dana murah (CASA), Fee Based Income (FBI), hingga bisa menjaring nasabah baru. Terakhir, optimalisasi layanan fully digital sehingga dapat memperkuat layanan yang lebih customer centric.

Di samping itu, transformasi digital ini juga berlaku di anak perusahaan sehingga bisa menimbulkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan menghasilkan diversifikasi income di BRI Group.

“Sehingga boleh saya katakan kalau kita hanya buat digital bank saja, ya create value sementara tetapi kemudian sustainability-nya tidak menjadi prioritas. Berbeda dengan yang BRI jalankan, di mana keterlibatan transformasi anak perusahaan di-support oleh BRI. Ambil contoh Bank Raya yang akan dijadikan digital bank, disupport penuh oleh induknya”, terang Sunarso.

Perseroan mencatat layanan digital juga semakin diandalkan oleh nasabah. Hal itu tercermin dari BRImo yang konsisten mencatatkan pertumbuhan pengguna hingga dua digit dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2019, pengguna BRImo mencapai 2,96 juta dengan frekuensi transaksi 100,74 juta kali yang senilai Rp33,78 triliun. Kinerja tersebut kemudian semakin kokoh di tahun berikutnya.

Sepanjang 2020, pengguna BRImo naik menjadi 9,05 juta dengan frekuensi transaksi 764,84 juta kali yang membukukan nilai transaksi senilai Rp197,43 triliun. Sampai dengan akhir 2021 terdapat 14,15 juta pengguna dengan laju transaksi yang melesat hingga 66,24 persen secara year on year (yoy) menjadi 1,27 miliar transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper