Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menyatakan akan terus fokus mendorong transformasi digital pada 2022.
Direktur Information and Technology Bank Mandiri Timothy Utama menyatakan perseroan akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) yang sama seperti tahun lalu, yakni senilai Rp2 triliun pada tahun ini.
“Untuk tahun ini kita maintain capex di level yang sama Rp2 triliun,” kata Timothy kepada Bisnis, Jumat (11/2/2022).
Timothy mengatakan hampir 60 persen dari dana tersebut akan dilakukan untuk mendorong inovasi digital di seluruh lini bisnis emiten bank bersandi BMRI.
“Selain itu, kami juga memastikan reliability, availability, scalability dan security layanan bank dengan terus melakukan modernisasi core banking, aplikasi, infrastruktur, dan security kami,” tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi juga menyatakan bank pelat merah ini tengah fokus untuk menggarap transformasi digital.
Baca Juga
“Kami masih fokus mengembangkan transformasi digital melalui pengembangan super apps Livin’ by Mandiri untuk layanan ritel banking dan super platform untuk layanan wholesale digital bank,” kata Darmawan dalam konferensi pers Mandiri Investment Forum 2022 secara virtual, Rabu (9/2/2022).
Adapun, jumlah pengguna untuk aplikasi Livin’ by Mandiri sudah lebih dari 10 juta pengguna. Sementara itu, transaksi yang dilakukan (cross transaction value) pada aplikasi tersebut sudah mencapai Rp1.700 triliun. Sedangkan, Kopra by Mandiri sudah menembus Rp11.000 triliun.
Sepanjang 2021, Bank Mandiri membukukan pendapatan non-interest income secara konsolidasi sebesar Rp32,27 triliun pada 2021. Jumlah ini tumbuh 9 persen dibandingkan 2020, yang mencatatkan nilai Rp29,60 triliun.
Dari jumlah tersebut, E-channel berkontribusi Rp2,84 triliun, meningkat 20,1 persen dibandingkan 2020, yaitu Rp2,36 triliun. Nilai tersebut ditopang oleh layanan Livin’ by Mandiri, SMS, dan internet banking yang tumbuh 48,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,43 triliun.
Sementara itu, layanan ATM tercatat mengalami penurunan sebesar 10,8 persen menjadi Rp617 miliar dan layanan E-channel lain menyumbang Rp793 miliar atau meningkat sebesar 11,4 persen secara tahunan.