Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Aceh Syariah sepanjang tahun lalu mencatatkan performa positif dengan meraih laba bersih senilai Rp392,13 miliar, serta peningkatan jumlah aset.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di harian Bisnis Indonesia, Senin (14/2/2022), capaian laba bersih itu meningkat 17,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), yakni Rp333,16 miliar.
Bank Aceh juga membukukan pertumbuhan aset hingga 11 persen yoy menjadi Rp28,2 triliun per Desember 2021 dari sebelumnya Rp25,4 triliun.
Direktur Utama Bank Aceh Haizir Sulaiman mengatakan capaian positif tak lepas dari dukungan berbagai pihak yang selama ini memberikan kepercayaan penuh kepada bank tersebut.
“Alhamdulillah, di tengah kondisi perekonomian yang belum kondusif akibat pandemi, Bank Aceh mampu menunjukkan akselerasi yang baik dengan kinerja yang positif,” ujar Haizir.
Peningkatan juga terjadi pada sisi dana pihak ketiga (DPK). Tahun lalu, realisasi DPK mencapai Rp24 triliun, naik 11,3 persen yoy, yakni Rp21,5 triliun.
Menurut Haizir, peningkatan DPK dipicu kontribusi positif dari current account saving account (CASA) tabungan dan giro. Kontribusi dana murah mencapai 75 persen dari total DPK sepanjang 2021.
Dari sisi tabungan, dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp10,5 triliun. Jumlah ini meningkat 15 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Adapun, pertumbuhan giro tercatat sebesar 14 persen menuju angka Rp7,4 triliun.
Fungsi intermediasi bank, kata Haizir, tumbuh 7 perse yoy menjadi Rp16,3 triliun dari Rp15,2 triliun pada 2020.
Pertumbuhan pembiayaan ini juga diikuti dengan kualitas kredit yang membaik tercermin dari rasio non-performing finance (NPF) gross yang turun dari 1,53 persen menjadi 1,35 persen.
Kinerja apik Bank Aceh pada 2021 tak lepas dari transformasi digital yang dilakukan. Pada 2021, bank ini meluncurkan berbagai produk baru digital, antara lain fitur layanan action mobile banking, QRIS, kartu debit, mesin ATM setor tarik, dan electronic data capture (EDC).
Bank Aceh juga telah meluncurkan uang elektronik bernama Peng Card atau kartu uang pada 20 Desember 2021. Kehadiran uang elektronik ini merupakan upaya Bank Aceh memperluas bisnisnya.