Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) menyatakan perseroan ingin menjadi bank pilihan utama di Indonesia yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang, terutama dengan dukungan teknologi digital. Hal ini sejalan dengan visi emiten bank bersandi BTPN.
Communications & Daya Head Bank BTPN, Andrie Darusman menuturkan pandemi Covid-19 membuat level of innovation perseroan cukup tinggi. Pasalnya, kebutuhan digital bank mengalami kenaikan yang pesat, akibat masyarakat yang mengurangi kontak fisik.
Adapun, inovasi yang dilakukan BTPN adalah dengan merilis Moneytory. Di mana, konsumen bisa bisa melihat semua pemasukan dan pengeluaran keuangan di dalam satu gawai.
“Tahun lalu, kita mencatat hampir 4 juta nasabah, yang artinya tumbuh lebih dari 20 persen. DPK juga tumbuh sekitar 20 persen. Secara growth, we are still going fast di atas market,” kata Andrie saat kunjungan media di Bisnis Indonesia secara virtual, Selasa (15/2/2022).
Dari sisi ekosistem, lanjut Andrie, banyak partnership membuat Jenius lebih relevan di mata nasabah. Meski, Jenius lebih dikenal generasi milenial dan memiliki kemampuan konsumsi yang besar. Namun, Andrie menuturkan bahwa milenial belum tentu memiliki pendanaan yang besar pula.
“Sehingga kita menjadikan Jenius itu bukan hanya menyasar ke milenial tapi digital savvy. Digital savvy itu bukan hanya millenial, tapi sampai orang di atas 40 hingga 50 tahun. Mereka memiliki kemampuan funding yang sangat besar, sehingga begitu kita memperlebar pasar itu terlihat pertumbuhannya juga semakin besar,” terangnya.
Baca Juga
Hal yang sama juga disampaikan Jenius Public Relations, Social Media, & Content Lead di Bank BTPN Theoreza Herdiyanto yang menjelaskan, berdasarkan kelompok usia, nasabah Jenius tidak hanya berfokus ke milenial saja, melainkan Jenius juga menjangkau senior milenial dengan usia yang lebih senior.
Theo menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia begitu luas dan belum semuanya mengetahui mengenai Jenius. Hal inilah yang dinilai Jenius memiliki peluang yang terbuka lebar.
“Jadi, secara peluang kesempatan itu masih sangat terbuka lebar. Makanya untuk di tahun ini kami mencoba berekspansi ke beberapa daerah di Indonesia, tidak hanya berfokus di Indonesia bagian Barat, tetapi kita juga menjangkau wilayah Indonesia yang lainnya bahkan sampai ke wilayah Timur,” tuturnya.
Theo mengungkapkan, ekspansi tersebut dilakukan lantaran Jenius melihat kebutuhan akan digital banking dibutuhkan oleh masyarakat di luar sana.
Secara ekosistem, sambung Theo, Jenius juga merangkul beberapa partner strategy melalui Jenius Pay, seperti Tokopedia. Untuk saat ini, Jenius Pay sudah bekerja sama dengan lebih dari 50 partner dan akan terus bertambah.
“Ke depannya kita akan berkokreasi dengan para partner kami ini untuk bisa menyediakan layanan yang lebih baik lagi kepada nasabah Jenius,” tutupnya.